Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta pada Jumat sore turun tajam di atas level Rp9.205/9.210 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.108./9.176 atau melemah 97 poin. Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, mengatakan bahwa melemahnya rupiah yang terjadi saat ini karena hampir semua mata uang utama lainnya mengalami tekanan pasar. Pelemahan rupiah itu bukan karena faktor internal melainkan karena faktor eksternal, katanya. Menurut dia, tekanan pasar terhadap rupiah muncul ketika dolar AS menguat terhadap yen, setelah pelaku asing menilai dolar AS sudah saatnya untuk dibeli setelah terpuruk. Aksi beli dolar AS oleh asing itu diikuti pelaku lokal dalam jumlah yang besar sehingga rupiah merosot tajam, katanya. Sementara itu Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia (BI) Miranda S Goeltom mengatakan, pelemahan rupiah yang terjadi saat ini bukan karena ketidakpercayaan terhadap Indonesia. "Kita melihat pelemahan terjadi pada hampir semua mata uang lainnya. Jadi bukan karena ketidakpercayaan terhadap kondisi Indonesia," katanya. Ia mengatakan, rupiah tetap dijaga tingkat volatilitasnya agar tidak bergejolak yang membahayakan perekonomian. "Hal ini sesuai dengan aturan tentang sistem kita `floating exchange rate` (nilai tukar mengambang)," katanya. Ia menambahkan bahwa pelemahan saat ini hanya temporer saja. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007