Jakarta (ANTARA News) - Perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) Indonesia dan Australia akan diputuskan pada 2008 setelah studi kelayakan bersama yang dimulai pada Agustus 2007 rampung. Studi kelayakan bersama (joint feasibility study) yang disepakati Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Australia John Howard pada pertemuan di Bali, Jumat, diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi yang diperlukan dua negara sebelum pertengahan tahun 2008. Dalam siaran pers Departemen Perdagangan yang diterima ANTARA News, Jumat, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan studi kelayakan tersebut akan mengevaluasi FTA antara Australia-ASEAN-Selandia Baru yang masih dinegosiasikan, dapat menjadi landasan. "Lebih lanjut studi ini juga akan mengkaji bagaimana perjanjian bilateral tetap konsisten dengan sistem multilateral di bawah naungan WTO," kata Mendag. Studi awal mengenai FTA dua negara menyimpulkan bahwa ekspor produk kayu dan kertas, elektronik, produk kimia, dan produk pertanian (kakao dan karet) Indonesia ke Australia memiliki daya saing yang tinggi. Dengan FTA bilateral itu diharapkan dapat terjadi diversifikasi produk ekspor Indonesia ke Australia dan peningkatan investasi Australia di luar bidang pertambangan. Total nilai perdagangan Indonesia dan Australia dalam lima tahun terakhir (2002/2006) mengalami peningkatan rata-rata 14,12 persen. Selama Januari-Maret 2007, total ekspor Indonesia ke Australia sebesar 912,2 juta dolar AS atau meningkat 60,53 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2006 sebesar 568,26 juta dolar AS. Sedangkan total impor Indonesia dari Australia pada Januari-Maret 2007 sebesar 582,05 juta dolar AS atau menurun 13,96 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2006 sebesar 676,51 juta dolar AS. Neraca perdagangan antara Indonesia dan Australia untuk tahun 2007 (Januari-Maret) mengalami surplus untuk Indonesia sebesar 330,21 juta dolar AS. Total ekspor Indonesia ke Australia pada tahun 2006 mencapai nilai 2,77 miliar dolar AS, sedangkan impor Indonesia dari Australia pada tahun 2006 tercatat senilai 2,98 miliar dolar AS. Komoditi ekspor utama Indonesia ke Australia antara lain minyak mentah, emas, kertas dan produk kertas, serta kayu dan produk kayu. Sedangkan komoditi ekspor utama Australia ke Indonesia antara lain tepung terigu, aluminium, binatang hidup, dan kapas. Australia merupakan negara tujuan ekspor ke-8 dan negara sumber impor ke-7 bagi Indonesia. Australia juga merupakan negara ke-10 terbesar investasinya di Indonesia. Pada tahun 2006 investasi Australia tercatat sebesar 49,03 juta dolar AS. Sedangkan selama periode Januari - Mei 2007 investasi Australia di Indonesia sebanyak 24 proyek dengan nilai total 175,6 juta dolar AS.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007