Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purnawirawan) Moeldoko, memastikan mereka terus memerhatikan proses pencarian korban KM Sinar Bangun yang mengangkut puluhan penumpang tenggelam di perairan Danau Toba, Sumatera Utara, pada Senin sore (18/6).

Moeldoko di Jakarta, Rabu, menegaskan, terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk penyelamatan korban tragedi kapal tenggelam yang dilaporkan mengangkut puluhan penumpang itu.

Ia dan tim KSP juga membahas hal ini bersama dengan penanganan arus mudik yang dipantau dari "situation room" di kantornya.

"Saya selaku pribadi dan jajaran KSP menyampaikan rasa duka yang mendalam," kata Moeldoko, yang juga mantan panglima TNI itu. 

Pencarian korban dikoordinasikan Badan SAR Nasional. Tidak kurang Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Madya TNI M Syaugi, ada di lokasi untuk memastikan operasi SAR berjalan baik dan tuntas.

Badan SAR Nasional juga mengerahkan wahana bawah air terkendali (ROV) untuk mencari korban-korban kecelakaan KM Sinar Bangun itu. Ini dikarenakan kedalaman air di Danau Toba --danau vulkanik paling luas dan besar di dunia-- mencapai lebih dari 500 meter dengan dasar danau berlumpur. Penyelam-penyelam Korps Marinir TNI AL juga dikerahkan. 

Syaugi berkali-kali memberi keterangan kepada pers tentang perkembangan pencarian dan pertolongan korban kapal penyeberangan dari kayu itu. 

Sedangkan sebab-musabab kecelakaan yang dikoordinasikan KNKT, yang juga mengevaluasi agar ke depan kejadian serupa tidak terulang.

Adapun tim penanganan pascakecelakaan bagi korban selamat dan yang meninggal dunia oleh tenaga medis dan PT Jasa Raharja. Ada juga tim mobilisasi pemulangan korban kepada keluarga menjadi kewajiban pemerintah daerah sesuai domisilinya.

Moeldoko mengingatkan agar pengusaha transportasi nasional senantiasa memerhatikan keselamatan penumpang, dalam prioritas utama.

Pada kesempatan berbeda, Menteri Perhubungan, Budi Sumadi, menginstruksikan jajarannya untuk meningkatkan keselamatan pelabuhan di Indonesia.

Ia tak mau ada lagi peristiwa seperti yang menimpa KM Sinar Bangun. Sejumlah regulasi akan dipastikan ditambah, dan yang ada diperketat pengawasannya.

Tidak jelas benar berapa sebetulnya penumpang yang diikutkan dalam pelayaran KM Sinar Bangun dari dermaga Simanindo, Kabupaten Samosir, ke dermaga di Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin (18/6), sekitar pukul 17.30 WIB.

Dari berbagai kejadian kecelakaan pelayaran di Tanah Air, aspek keselamatan dan keamanan pelayaran sering diabaikan pemangku kepentingan, termasuk konsumen. Di antara yang paling mendasar adalah daftar pengikut alias manifes yang sering tidak dibuat, bahkan juga jaket pelampung apalagi sekoci dan simulasi keadaan darurat. 

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018