Palu (ANTARA News) - Jumlah korban tewas akibat banjir dan tanah longsor di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng), hingga Senin tercatat 42 orang setelah pada Ahad malam salah seorang korban yang dirawat RSUD Kolonodale meninggal dunia, sementara 39 orang masih dinyatakan hilang. Dengan meninggalnya salah seorang korban pada Ahad malam dan dua korban telah dijemput keluarganya, maka korban luka yang masih menjalani perawatan intensif di RSUD Kolonodale yang semula berjumlah 49 orang, kini menjadi 46 orang. Menurut jurubicara Posko Satkorlak PBA (Penanggulaangan Bencana Alam) Sulteng, Kasman Lassa kepada ANTARA News di bandara Mutiara Palu, Senin, sebagian besar yang meninggal dunia adalah mereka yang tertimbun oleh tanah longsor dan lainnya terbentur benda keras saat menyelematkan diri. Mengenai jumlah korban yang mengungsi di Posko penampungan pengungsi di Kolonodale, menurut Kasman adalah 378 orang. Sementara Kasrem 132 Tadulako Palu, Letkol Inf Alfred Rantetandung, yang juga salah seorang pejabat teras Posko Satkorlak PBA Sulteng yang bermarkas di bandara Mutiara Palu, mengatakan bahwa sebagian besar korban yang masih hilang diduga kuat adalah para korban tanah longsor di Desa Boba, Uweruru, dan Pancamamun. Tim SAR gabungan dari TNI/Polri dan para relawan sampai saat ini belum berhasil menemukan 39 korban yang masih hilang itu. Untuk membantu pencarian korban yang masih tertimbun, Polda Sulsel telah mengirimkan dua ekor anjing pelacak ke lokasi bencana. Rantetadung berharap dua ekor anjing pelacak itu bisa memudahkan tim SAR dalam menjalankan tugas evakuasi. Pada hari ini, kata Rantetadung, Gubernur Sulteng, HB Paliujdu, membagikan bantuan 100 unit sarung tangan, masker, dan jas hujan bagi para relawan di Posko Satkorlak PBA Sulteng di Bandara Mutiara. Sementara bantuan berbagai logistik untuk para korban maupun petugas di lapangan rencananya akan diangkut dengan helikopter langsung ke lokasi bencana di desa Baturube, Kecamatan Bungku Utara.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007