Jakarta (Antara News) -- Memasuki pertengahan 2018, Indonesia disibukan oleh aktivitas Pilkada serentak di sejumlah provinsi, kotamadya, dan kabupaten. Meskipun demikian, tren harga properti rupanya tetap stabil, baik sebelum dan sesudah Pilkada.


"Berkaca pada Pilkada DKI Jakarta 2017, di mana situasi cukup memanas dengan adanya demo yang berjilid-jilid, tren harga properti rupanya tetap stabil, baik sebelum dan sesudah Pilkada. Hal ini juga tercermin dalam kondisi properti di Banten jelang dan setelah Pilkada," ujar Country Manager Rumah.com Marine Novita.


Tren harga properti DKI Jakarta, lanjut Marine, menunjukkan peningkatan sebesar 2,1% dari kuartal keempat (Q4) 2016 (sebelum Pilkada) ke Q1 2017 (periode Pilkada). Sementara itu, pada Q2 2017 mengalami peningkatan sebesar 3,3% dibandingkan Q1 2017.


Secara nasional, tren harga properti di awal tahun mengalami penurunan sebesar 0,85% pada kuartal pertama 2018 terhadap kuartal keempat 2017. 


"Penurunan ini lebih terkait dengan siklus tahunan yakni Hari Raya Idul Fitri, di mana masyarakat sedang fokus pada pengeluaran untuk menyambut hari raya. Peningkatan diharapkan terjadi pada kuartal kedua 2018," katanya.


Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Prijanto menambahkan, langkah aktif Pemda dalam menjaga gairah industri properti menjadi salah satu faktor yang membuat kepercayaan pelaku industri properti tetap tinggi, seperti yang terjadi di Jawa Tengah. Provinsi ini baru saja menggelar Pilkada pada 27 Juni 2018.


"Kondisi Pilkada kemarin rapi dan kondusif, begitu juga dengan media sosial, sehingga tidak memberi pengaruh terhadap properti baik pasar bawah sampai atas," tutup Prijanto.












Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2018