Bogor (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad membicarakan masalah tata kelola pemerintahan (good governance), pemberantasan korupsi, hingga penyelesaian perbatasan dalam pertemuan terbatas di Istana Bogor, Jumat.

"Tadi kita sudah bicara banyak dengan beliau dan delegasi, intinya kita memiliki komitmen yang sama mengenai 'good governance', mengenai pemberantasan korupsi, mengenai isu pentingnya konektivitas dan penyelesaian yang berkaitan dengan perbatasan. Satu-persatu akan mulai kita bahas di forum-forum di tingkat menteri," kata Presiden Joko Widodo saat pernyataan pers bersama dengan PM Mahathir di Istana Bogor, Jumat

Menurut Presiden, berbicara untuk bekerja sama dan perbatasan, sehingga keuntungan akan didapat oleh Malaysia maupun Indonesia.

Kepla Negara juga mengungkapkan bahwa dalam pertemuan dengan PM Mahathir juga juga menitipkan untuk perlindungan bagi tenaga kerja Indonesia yang berada di Malaysia.

"Juga pembangunan sekolah-sekolah bagi anak-anak Indonesia yang berada di Malaysia," kata Jokowi.

Terkait internasional, lanjut Presiden, Indonesia dan Malaysia juga memiliki komitmen yang sama bahwa penyelesaian lewat dialog yang berbasis kepada hukum-hukum internasional akan dikedepankan.

Baca juga: Presiden Sambut PM Mahathir Di Istana Bogor

Baca juga: Mahathir berkhidmat pada "Sang Saudara Tua"


PM Mahathir berharap persahabatan dan kerja sama  antara Indonesia-Malaysia dapat ditingkatkan karena banyak keuntungannya, baik dalam bidang politik, bidang ekonomi, dan juga hubungan antar bangsa.

"Kita menghadapi masalah yang sama, umpamanya ekspor minyak, ekspor kelapa sawit Kita ini diancam oleh Eropa. Dan kita perlu bersama-sama melawan mereka," kata Mahathir.

Untuk itu, kata Mahathir, Indonesia-Malaysia perlu bersama-sama melawan kampanye mereka yang mengatakan minyak kelapa sawit dibuat dari hutan-hutan yang ditebang pengusaha dan dengan itu yang mereka nilai berdampak buruk pada iklim.

"Itu tidak benar sama sekali. Kita perlu ada kawasan luas untuk masyarakat dan untuk mendapat hasil yang lebih banyak dan tinggi dari kawasan luas di negara kita," kata Mahathir.

PM Malaysia ini juga mengungkapkan bahwa minyak kelapa sawit ini bersaing dengan minyak bumi, jadi hal ini berkaitan masalah ekonomi dan keuangan daripada masalah lingkungan.

Terkait masalah pendidikan anak-anak para TKI, PM Malaysia ini berjanji akan menjamin pendidikannya.
"Anak-anak mereka perlu mendapat pendidikan dan ke sekolah. Di Semenanjung kita sudah ada beberapa sekolah meski tidak mencukupi. Tapi di Sabah Sarawak belum ada sekolah-sekolah yang bisa dimasuki anak-anak Indonesia yang tinggal di sana. Ini akan kita perbaiki," janji Mahathir.

Sedangkan masalah perbatasan, Mahathir juga setuju dengan pendekatan untuk menyelesaikan masalah tumpang tindih kawasan Malaysia dan Indonesia.

"Kita putuskan masalah ini, tidak bisa sendiri, tapi pendekatannya sudah kita lakukan. Kita perlu terima bahwa ada kerja sama antara Indonesia dan Malaysia, seperti Malaysia melakukan kerja sama dengan Thailand. dimana kita mengadakan 'joint development area'," kata Mahathir.

Mahathir juga mengungkapkan kunjungan Presiden Jokowi pada 2015 lalu terkait kemungkinan membangun kereta Malaysia-Indonesia yang boleh digunakan seluruh ASEAN.

"Karena sebab-sebab tertentu, kita tidak dapat teruskan. tetapi sekarang ini kita berhajat untuk melanjutkan," kata Mahathir.

PM Malaysia ini juga mengungkapkan bahwa Indonesia dan Malaysia memiliki kemiripin masalah permasalahan politik dalam negeri.

Baca juga: Jokowi jemput Mahathir di Bandara Halim Perdanakusuma

Baca juga: Dua tamu kenegaraan dari negeri jiran


"Kita juga bercakap tetang politik dalam negeri. Masalah yang dihadapi di Indonesia cuma besar daripada Malaysia, cuma jenisnya sama saya lihat. Dan kita berbincang tentang cara-cara kita menghadapi masalah politik dalam negara demokrasi ini," kata Mahathir.

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018