Cirebon (ANTARA News) - Satu rumah terbakar dan tujuh orang terluka akibat bentrokan antara warga Desa Keraton dengan Desa Sirnabaya, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu malam (7/1) hingga Kamis pagi.

Ketika bentrokan pertama meletus, dua warga Desa Keraton yakni Wasida (24) terkena anak panah pada perutnya dan Uminah (25) pelipisnya terluka terserempet anak panah.

Keduanya dilarikan ke Rumah Sakit Gunung Jati sekira pukul 24.00 WIB.

Lima pemuda juga dilaporkan terluka terkena peluru senapan angin. Namun mereka memilih mengobati sendiri lukanya dan tidak bersedia ke  rumah sakit karena tidak ingin dijadikan saksi.

Bentrokan sempat berhenti ketika petugas dari Polsek dan Polres Cirebon mengamankan lokasi.

Bentrokan kedua meletus Kamis pagi sekitar pukul 05.00 WIB setelah petugas kembali ke Mapolsek Suranenggala.

Serangan kedua dari Sirnabaya nyaris tidak mendapatkan perlawanan karena banyak pemuda Desa Keraton yang kabur khawatir dirasia petugas

Serangan warga Desa Sirnabaya itu membuat sebuah rumah milik Wartini (50), di Blok Batulayang, Desa Keraton, terbakar. Dua rumah lainnya milik Yutirah (34) dan Dikin (45) rusak parah setelah dilempari dengan batu.

Dua unit pemadam kebakaran sempat mencoba memadamkan api, namun karena api sudah merambah ke semua sudut rumah maka sebagian besar barang tidak bisa diselamatkan.

Warga Desa Keraton, Kusu, menyayangkan petugas yang meninggalkan penjagaan saat situasi masih genting.

"Mengapa petugas meninggalkan lokasi kejadian, padahal situasi genting sehingga kami kembali di serang. Warga Desa Sirnabaya rupanya sudah menyiapkan serangan terbukti mereka sudah membawa bensin dan panah," katanya.

Ia mengatakan, sebenarnya dua hari sebelumnya juga ada serangan, namun tidak ditanggapi oleh warga Desa Keraton.

Sementara Uminah, korban panah, menceritakan saat itu Rabu sekitar pukul 23.00 WIB, dia sedang berjalan dengan teman wanita lainnya yang tidak menyadari sedang terjadi tawuran antarpemuda, tiba-tiba ada anak panah yang mengenai pelipis kanannya.

Menurut Tarjo, salah satu warga Keraton yang mengantar Wasida ke UGD RS Gunung Jati, pertikaian antarwarga tersebut terjadi secara spontan. "Warga Sirnabaya tiba-tiba menyerang sambil membawa panah, golok bahkan samurai," katanya.

Berdasarkan pantauan ANTARA, sampai Kamis pukul 11.00 petugas dari Dalmas dan TNI masih berjaga-jaga di lokasi kejadian.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009