Jakarta (ANTARA News) - Ketua MPR RI Hidayat Nurwahid meminta para anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang baru nanti bisa belajar dengan cepat karena 45 orang yang lolos untuk mengikuti seleksi calon anggota KPU selanjutnya adalah orang-orang baru dan tidak ada orang lama. "Saya berharap anggota KPU yang baru, sama sekali baru karena yang lama tidak terpilih kembali, mereka betul-betul belajar cepat dan belajar dari pengalaman sebelumnya," kata Hidayat usai seminar Membangun Sistem Administrasi Negara Dalam Mewujudkan Tujuan Berbangsa Dan Bernegara yang diselenggarakan Lembaga Administrasi Negara, di Jakarta, Rabu. Hidayat meminta anggota KPU yang baru nantinya untuk belajar dari pengalaman anggota KPU yang akan digantikannya, yang sukses menyelenggarakan Pemilu, walaupun tersandung kasus keuangan. Hidayat mengatakan anggota KPU saat ini sebelumnya juga orang-orang baru tetapi ternyata bisa melaksanakan Pemilu dengan sukses. "Jika tidak ada skandal keuangan mereka luar biasa," katanya. Hidayat juga mengatakan bahwa sudah banyak hal yang dirintis oleh KPU sehingga anggota KPU yang baru tinggal melanjutkannya dan akan lebih mudah bekerja serta tentu akan lebih berhati-hati karena mereka tahu bahwa yang sukses saja bisa tersandung kasus. "Pasti mereka ingin sukses tetapi tidak kena jeratan hukum," katanya. Hidayat berharap DPR membuat aturan yang tegas agar kasus sebelumnya tidak terulang. Anggota KPU yang baru, katanya, harus bisa menghadirkan pemilu yang lebih berkualitas dan juga harus bisa menjadi anggota KPU yang berkualitas. Mengenai proses seleksi, Hidayat mengatakan tentu yang menyeleksi tidak gegabah. Hidayat mengatakan proses seleksi diselenggarakan lembaga yang diberi kewenangan dan sudah dilakukan dengan cara-cara profesional. "Ya apa boleh buat itulah keputusan mereka," katanya. Tim Seleksi Anggota KPU akan menyeleksi lagi 45 orang calon anggota KPU tersebut menjadi 21 orang untuk selanjutnya diserahkan kepada DPR. DPR selanjutnya menyeleksi lagi menjadi tujuh orang.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007