Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta, Kamis sore, ditutup melemah sebesar 31 poin menjadi Rp14.394 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.363 per dolar AS.

Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, Kamis, mengatakan, setelah sempat menguat pada perdagangan sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis.

"Pergerakan sejumlah mata uang Asia yang melemah memberikan imbas negatif pada rupiah," ujar Reza.

Dari dalam negeri, lanjut Reza, terlihat belum adanya sentimen yang cukup signifikan untuk mengangkat rupiah sehingga kenaikan sebelumnya kembali diuji.

"Aksi menahan diri dari pelaku pasar jelang pengenaan tarif terhadap sejumlah barang-barang impor Tiongkok berimbas pada pergerakan sejumlah mata uang yang cenderung "flat"," ujar Reza.

Sementara itu, pergerakan yuan China (CNY) masih bertahan positif meski hanya naik tipis seiring masih adanya imbas dari langkah People`s Bank of China yang melakukan upaya untuk menahan pelemahan mata uang tersebut dengan mempertahankan yuan pada tingkat yang stabil dan masuk akal serta arus modal yang masih terkendali.

Dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) sendiri pada Senin, tercatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp14.387 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.343 per dolar AS.

Berbeda dengan rupiah, Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 5,69 poin atau 0,1 persen menjadi 5.739,33.

Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 2,2 poin (0,24 persen) menjadi 905,6.

IHSG sendiri di saat pembukaan perdagangan melemah dan terus bertahan di zona merah. Hingga menjelang berakhirnya perdagangan, IHSG akhirnya menguat.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018