Medan (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menegaskan perjanjian kerja sama perdagangan dengan negara lain termasuk membuka diri saat ini sangat penting dan sudah menjadi keharusan untuk menjadi negara maju.

"Kita hidup di dunia global yang terbuka sehingga harus lebih adaptif. Kalau tidak ikut perjanjian, maka ekspor akan tertinggal," ujarnya di Medan, Kamis.

Dia mengatakan itu saat memberi Kuliah Umum di Universitas Prima dengan tema "Kebijakan Pemerintah Terkait Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri".

Menurut Mendag, negara-negara lain yang dianggap kecil seperti Tunisia ternyata sudah memiliki kerja sama perdagangan dengan banyak negara.

"Jadi Indonesia harus juga melakukannya agar ekspor lebih berkembang,"katanya.

Menurut Enggar, kerja sama dan membuka diri harus dilakukan terutama negara-negara nontradisional agar akses pasar ekspor Indonesia lebih luas lagi.

Orientasi ekspor saat ini, kata Mendag, fokus pada produk-produk usaha kecil dan menengah (UKM).

"Kita harus berupaya agar Indonesia tidak dibanjiri produk-produk asing dan itu perlu peningkatan daya saing," katanya.

Mendag menyebutkan, peningkatan daya saing juga harus dilakukan di banyak sektor termasuk untuk jasa perawat yang masih sangat dibutuhkan di berbagai negara termasuk Afrika.

"Semua peluang harus dimanfaatkan sejak awal termasuk oleh mahasiswa dengan menjadikan diri sebagai SDM berkualitas/terampil," katanya.

Enggar menegaskan Indonesia harus bisa mengirim atau memenuhi tenaga ahli di luar mau pun di dalam negeri.

Untuk menjadi SDM terampil, mahasiswa diharapkan tidak terlena menjadi demonstran kampus, apalagi diikuti dengan tindakan anarkis.

Baca juga: Mendag minta jangan benturkan impor dengan swasembada pangan

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018