Medan (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menegaskan kebijakan impor bahan pangan, khususnya beras, tidak bisa dikaitkan atau dibenturkan dengan program swasembada pemerintah.

"Pemerintah melakukan impor karena untuk menjaga ketersediaan. Pemerintah tidak berani mengambil risiko stok tidak mencukupi kebutuhan," ujarnya di Medan, Kamis.

Ia mengatakan itu saat memberi Kuliah Umum di Universitas Prima di Medan.

Kuliah Umum tentang"Kebijakan Pemerintah Terkait Perdagangab Dalam Negeri dan Luar Negeri" itu mendapat perhatian serius dari para mahasiswa berbagai jurusan di Universitas Prima.

Mendag menegaskan, pemerintah ?tidak akan impor beras kalau persedian cukup.

Baca juga: Komisi VI DPR akan evaluasi impor beras

"Sebagai Mendag, saya tidak juga mengambil risiko. Kalau masyarakat lapar, akan mudah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.

Mendag memberi contoh, di awal tahun 2018 merupakan saat sulit dimana produksi beras rendah ditengah permintaan meningkat.

"Saat itu tak bisa stok sehingga tidak bisa disebutkan berapa stok agar tidak terjadi `panic buying`.Makanya kran impor beras dibuka," ujarnya.

Enggartiasto menyebutkan, sesuai perintah Presiden Joko Wiidodo, Kemendag akan terus berupaya menjaga ketersediaan bahan pokok untuk mengendalikan harga jual atau inflasi.

"Syukur, dalam dua Lebaran, harga bahan pangan terkendali bahkan inflasi tercatat terendah,"ujarnya.

Baca juga: Mentan bertekad wujudkan swasembada bawang putih 2021

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018