Kuala Lumpur (ANTARA News) - Menteri Penerangan Malaysia, Zainuddin Maidin, mengatakan negaranya tidak akan menghambat arus musik dan film Indonesia ke Malaysia, walaupun masuknya musik negeri jiran itu banyak menuai protes dari pemusik dan industri hiburan negeri itu. "Sejak dulu hingga sekarang Malaysia selalu terbuka terhadap musik dan film negara luar, walaupun ada disuarakan dari industri musik dan film Malaysia terlalu banyaknya group musik dan film Indonesia ke Malaysia," kata Zainuddin, kepada pers di Kuala Lumpur, Kamis. Ia mengemukakan hal itu dalam jumpa pers seusai melakukan penandatanganan MoU antara Indonesia dan Malaysia, Kamis, di Kuala Lumpur. Penandatanganan kerjasama di bidang informasi dan kebudayaan kedua negara dilakukan Menkominfo Indonesia, Mohammad Nuh, dengan mitranya Zainuddin Maidin. Sebelumnya, pemusik Malaysia seperti Amy Search dan Hattan meminta agar ada filter terhadap banjirnya musik dan film dari Indonesia ke Malaysia, jika tidak, maka industri musik dan film Malaysia akan mati. Keduanya meminta radio dan TV Malaysia untuk tidak terlalu banyak mempromosikan musik dan film Indonesia. Mereka ibaratkan, "Anak kera di hutan disusui, sementara anak sendiri mati kelaparan." Diakui bahwa group musik, penyanyi, dan film-film Indonesia membanjiri Malaysia. Belum lama ini Peterpan meluncurkan album ke-3 di Kuala Lumpur, lalu datang Rossa, Agnes Monica, kemudian Letto. Pada Agustus ini, akan ada konser group musik Ungu dan Samson serta Marcell yang akan tampil di Ruums Cafe dan Planet Hollywood. "Saya juga heran mengapa bila ada film China masuk Malaysia, masyarakat China Malaysia ribut. Jika ada film Indonesia, maka masyarakat Melayu ribut, tapi jika film Amerika yang benar-benar merusak nilai tidak diributkan. Pemikiran seperti ini yang harus diketepikan terus. Malaysia tidak akan menutup pasarnya jika musik dan film Indonesia punya kualitas mengapa tidak kita beli," kata Maidin. Sebagai contoh, beberapa hari ini, film Indonesia "Anak Cucu Adam" yang dibintangi Syahrul Gunawan dipindahkan jam tayangnya dari jam 2.30 ke jam 21 malam (primier time) di RTM. Pemindahan itu untuk menyaingi film "Susuk" yang diputar TV3 (swasta). "Film Indonesia kami jadikan film unggulan di RTM 2 untuk menyaingi film Malaysia yang ditayangkan TV3," ujar Maidin. Sementara itu, Menkominfo Mohammad Nuh mengatakan pasar musik dan film Indonesia tidak tertutup bagi produk asing. "Banyak film Korea Selatan dan Taiwan kemudian disukai oleh masyarakat Indonesia," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007