Batam (ANTARA News) - Menteri Pertahanan (Menhan), Juwono Sudarsono, mengatakan bahwa lokasi latihan perang sebagai pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Pertahanan (Defense Coorporation Agreement/DCA) Indonesia-Singapura mungkin tidak di Natuna karena menimbang penolakan warga kabupaten kepulauan di kawasan Laut China Selatan itu. "Bisa saja tidak di Natuna. Nanti dirundingkan dengan SAF (Angkatan Bersenjata Singapura)," kata Juwono di sela-sela rapat Kerja Nasional Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional di Batam, Kamis. Berdasarkan pasal 6 DCA, letak dan frekuensi latihan ditentukan kedua negara, sehingga menurut Juwono, kemungkinan pemindahan lokasi latihan pertahanan bisa terjadi dengan kesepakatan kedua negara. Ia menyatakan, pemerintah pusat menerima penolakan warga Natuna sebagai masukan dalam meneruskan pelaksanaan DCA. "Kami juga sudah bertemu dengan Gubernur dan DPRD Kepri untuk membicarakan pelaksanaan DCA. Hasil pertemuan itu kami jadikan masukan," katanya. Menurut Juwono, pelaksanaan DCA menunggu hasil pertemuan Menteri Luar Negeri dari kedua negara. "Pertemuannya mungkin bulan depan," kata Menhan. Mengenai ratifikasi DCA oleh DPR, ia menargetkan tahun depan selesai. Pemerintah Kabupaten Natuna merencanakan apel bersama 3.000 warga untuk menyatakan menolak pelaksanaan DCA Indonesia-Singapura bila mengizinkan Negara Singa berlatih perang di wilayah perairan Natuna. "Sekitar 3.000 orang, Sabtu pekan ini akan berkumpul di halaman kantor bupati menolak DCA," kata Bupati Natuna Daeng Rusnadi kepada ANTARA News awal pekan ini. Ia mengatakan, penolakan DCA warga Natuna tidak pernah didengar pemerintah pusat sehingga diharapkan dengan apel bersama pemimpin negara dapat lebih arif membuat kebijakan yang menyangkut hidup orang banyak. "Mudah-mudahan Presiden bisa mengambil kebijakan dengan mementahkan DCA dan tidak terpengaruh janji manis Singapura," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007