Pontianak (ANTARA News) - Pemerintah menyiapkan contingency plan untuk mengantisipasi terjadinya gangguan dalam penyiapan suplai dan stok pangan beras menyusul ancaman kekeringan di sejumlah sentra seperti Pulau Jawa. "Jadi, kalau ada hal yang luar biasa dalam penyediaan pangan nasional, akan diambil langkah berdasarkan contingency plan yang ditetapkan pemerintah," kata Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Mustafa Abubakar di sela pencanangan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Kalimantan Barat di Pontianak, Jumat. Menurut Mustafa, hal itu dilakukan untuk mengulangi pengalaman tahun 2006 ketika pemerintah telat mengantisipasi penyiapan stok beras nasional. "Sebagai bentuk peringatan dini, mungkin menjelang bulan Ramadhan (puasa-red) akan ada rapat untuk membahas hal tersebut," ujar Mustafa. Meski kekeringan terjadi di sejumlah daerah, ia optimis harga akan tetap bertahan di angka Rp2 ribu untuk gabah kering giling (GKG) dan Rp4 ribu per kilogram untuk beras. Harga tersebut, lanjutnya, sudah cukup baik untuk petani, pedagang maupun pembeli dan cenderung tetap dibanding Juni 2007. Ia menilai kenaikan harga beras pada musim tanam gadu yang terjadi di sejumlah daerah sifatnya sporadis dan insidentil serta relatif kecil. Pasokan beras ke Pasar Induk Tjipinang Jakarta sebagai salah satu pusat perdagangan dari sejumlah daerah seperti Jawa Timur, Jawa Tengah juga lancar. Ia menambahkan, hasil koordinasi dengan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) juga menunjukkan bahwa untuk musim tanam gadu perubahan cuaca tidak terlalu ekstrim. "Cuaca tidak akan mengganggu dalam penyiapan stok beras nasional," kata Mustafa. Sementara pelaksanaan Operasi Pasar (OP) tetap dibutuhkan untuk menstabilkan harga dalam negeri. Dengan masih banyaknya pasokan, Bulog akan memperpanjang masa impor beras. Kuota impor beras oleh Bulog untuk 2007 sebesar 1,5 juta ton tidak dipenuhi sekaligus hingga akhir tahun. "Kemungkinan hanya 1,3 juta ton beras yang masuk ke Indonesia hingga akhir tahun. Sisanya akan `digeser` pada tahun berikutnya," ujarnya. Meski impor dikurangi, namun stok nasional tetap aman karena yang dipenuhi dari dalam negeri sebanyak 1,53 juta ton sedangkan secara keseluruhan sebesar 1,627 juta ton. Stok nasional yang aman harus 1,5-2 juta ton beras.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007