Kuala Lumpur (ANTARA News) - Malaysia telah menahan tujuh orang yang diduga terkait kegiatan-kegiatan militan, termasuk seorang pria yang diduga membuat ancaman mati terhadap raja dan perdana menteri negara itu menurut polisi pada Kamis.

Malaysia yang mayoritas penduduknya beragama Islam dalam keadaan waspada tinggi sejak beberapa pria bersenjata yang bersekutu dengan kelompok militan ISIS melancarkan serangkaian serangan di ibu kota negara tetangga Indonesia, Jakarta, Januari 2016.

Empat warga Malaysia dan tiga pria asal Indonesia ditangkap di empat negara bagian antara 12 dan 17 Juli, kata Inspektur Jenderal Polisi Mohamad Fuzi Harun dalam satu pernyataan yang dikutip Reuters.

Seorang pria pengangguran berusia 34 tahun ditangkap di negara bagian Johor karena diduga menyampaikan ancaman mati di media sosial terhadap Raja Malaysia Sultan Muhammad V, Perdana Menteri Mahathir Mohamad, dan Menteri Urusan Agama Mujahid Yusof Rawa. Polisi meyakini pria berusia 26 tahun itu, yang menikahi seorang perempuan Malaysia, juga berencana membawa istri dan anak-anak tirinya ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS, kata Muhammad Fuzi.

Seorang tersangka asal Indonesia lainnya, menurut dia, diduga terkait Jemaah Ansharut Daulah (JAD) yang terlibat dalam pembunuhan seorang personel polisi Indonesia di markas Brimob pada 10 Mei di Jawa Barat.

Orang ketiga dari Indonesia, yang menurut polisi mengaku sebagai anggota ISIS, ditahan karena menyimpan 190 video dan foto kegiatan-kegiatan kelompok militan tersebut di telepon selulernya, serta memasang gambar-gambar serupa di halaman Facebook-nya.

Malaysia telah menangkap ratusan orang yang diduga terkait kelompok militan selama beberapa tahun terakhir, tetapi tidak pernah mengalami serangan besar. ISIS mengklaim bertanggungjawab atas serangan granat tahun 2016 di bar di pinggiran Kuala Lumpur, yang melukai delapan orang.(Uu.M016)

Baca juga: Malaysia tangkap tujuh anggota jaringan ISIS

Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018