Pontianak (ANTARA News) - Kabut asap kembali menyelimuti Kota Pontianak dan sekitarnya, Sabtu, padahal baru empat hari terakhir hujan tidak turun. Daerah pinggiran kota dan berlahan gambut, seperti kawasan Kotabaru Ujung, Sungai Raya Dalam, Purnama, serta Jalan Ahmad Yani adalah kawasan yang terlihat terselimuti kabut asap. Di Jalan Prof M. Yamin menuju Jalan Ampera Kotabaru Ujung misalnya, jarak pandang pada pukul 17.00 WIB sekitar 700 meter. Pada malam hari, kepekatan kabut semakin terasa meski berada di pusat kota seperti Jalan Johar, Jalan Jenderal Urip, Jalan KH Wahid Hasyim yang berjarak sekitar lima kilometer dari kawasan gambut. Imanuel (29), warga Jalan Jenderal Urip, mengaku khawatir dengan kondisi tersebut. "Padahal, Senin lalu hujan masih turun dengan lebatnya. Selasa juga masih turun hujan. Tapi baru empat hari saja tidak turun hujan, kabut asap sudah kembali tebal, apalagi kalau lebih lama," kata Imanuel. Sementara Paiman (43), warga Jalan H. Rais A Rahman mengatakan, sudah mengantisipasi kalau terjadi kemarau cukup panjang di Pontianak. Ia telah menampung air bersih dalam jumlah banyak baik dari PDAM maupun hujan yang mengguyur Kota Pontianak beberapa waktu lalu. "Maklumlah, Pontianak ini walau kota air tapi sangat mudah kesulitan air. Hujan tidak turun seminggu saja, terkadang air dari PDAM sudah tidak mengalir," kata Paiman. Kepala Dinas Pertanian Kalbar, Hazairin, mengaku, cukup sulit untuk meminta petani tradisional supaya tidak membakar saat membersihkan lahan. Petani, lanjutnya, masih kesulitan mendapatkan metoda yang mudah, murah dan cepat untuk membersihkan lahan sementara mereka terbentur keterbatasan modal. "Diperlukan penanganan lintas sektoral untuk menekan angka petani yang membersihkan lahan dengan cara membakar," ujar Hazairin. Kondisi akhir pekan ini memang cukup kontras dengan awal pekan. Senin (30/7), tiga penerbangan pagi dari Jakarta menuju Pontianak dan Pontianak ke sejumlah kota lain terpaksa ditunda antara 30 menit hingga tiga jam karena hujan deras yang menyebabkan jarak pandang pilot terbatas. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007