Jakarta (ANTARA News) - Kegembiraan terlihat jelas di wajah-wajah peternak yang tergabung dalam Kelompok Tani Ternak Hidup Maju pada Kamis (12/7).

Tahun 2018, kelompok di Desa Karang Baru Kecamatan Wanasaba-Lombok Timur itu dipilih BPTP NTB untuk didampingi dalam kegiatan pendampingan kawasan peternakan.

Lokasi pendampingan tahun 2018 ini tak jauh dari lokasi pendampingan tahun lalu. Hanya berjarak sekitar 10 km, dan masih berada di kecamatan yang sama. Para peternaknya pun telah mengetahui capaian prestasi dari kelompok yang didampingi BPTP NTB tahun lalu. Bahkan produk komposnya selalu dibeli kelompok Hidup Maju ini untuk pertanaman jagungnya.

Pendampingan BPTP NTB di lokasi ini masih berlangsung enam bulan. Bentuk pendampingan yang sudah dilakukan BPTP antara lain: fasilitasi pengadaan kandang jepit berbahan besi dan teknologi reproduksi ternak yang benar. Kedua kegiatan ini sudah dikenal dan diketahui dengan baik oleh peternak.

Diakui bahwa selama enam bulan pendampingan telah berjalan, ada inovasi yang dirasa baru oleh peternak.

“Sebelumnya kami tidak pernah mengenalnya sama sekali, ya baru ketika ada Pak Sas, Pak Kahar dan Bu Nurul ini kami kenal dengan IB sexing, budidaya jagung, rumput unggul dan cara mengukur BB sapi dengan menaksir,” terang ketua kelompok, Makbullan merinci tiga jenis inovasi baru bagi mereka.

Terutama budidaya jagung menggunakan benih produksi Balitbangtan, yaitu Bima 20 URI, sangat disukai oleh peternak. Terbukti ketika Tim BBP2TP melakukan kunjungan monitoring minggu lalu (12/7/2018), peternak masih mengungkapkan minatnya dan menanyakan ketersediaan benih jagung tersebut.

“Semua sapi di kandang kelompok kami ini adalah bangsa eksotik, ada limousine, simmental,” jelas seorang peternak. Hal ini pula yang memotivasi peternak untuk menanam jagung Bima 20. Diakui bahwa jagung tersebut menghasilkan biomassa pakan yang banyak. Sehingga menjamin ketersediaan pakan bagi sapi eksotik yang memang memiliki kebutuhan hijauan lebih tinggi dibanding sapi lokal, misalnya sapi Bali.

Teknik budidaya yang diperkenalkan BPTP NTB, yaitu pola 5:2 juga diakui mempermudah pemupukan. Penjarangan tanaman memberikan suplai pakan hijauan yang mencukupi kebutuhan hijauan bagi ternak sapi. Pertumbuhan tanamannya bagus dengan kualitas jerami jagung yang juga bagus. Demikian pernyataan testimony dari peternak kelompok Hidup Maju. Bahkan diceritakan, bahwa sudah ada tiga orang peternak lain dari kelompok lain yang meniru praktek budidaya jagung, meskipun mereka tidak menanam VUB Bima 20.

Hal ini menunjukkan adanya potensi difusi inovasi dari peternak yang didampingi BPTP ke peternak lain di sekitar lokasi. Harapannya memang ke depan, lebih banyak lagi peternak-peternak yang merupakan actor difusi inovasi sehingga kebermanfaatan inovasi Balitbangtan dapat bermanfaat untuk lebih banyak masyarakat. (Vyta Hanifah)

Baca juga: Balitbangtan standarkan keahlian para laboran

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018