Bangkok (ANTARA News)- Sri Lanka kehilangan peluang untuk bergabung dengan ASEAN dalam pertemuan yang diselenggarakan di Bangkok empat dasawarsa lalu, terutama akibat keberatan yang diajukan Singapura, kata sebuah suratkabar Thailand, Senin. Sri Lanka mengirim dua menteri untuk mengajukan permohonan bagi keanggotaannya di ASEAN, 6 Agustus 1967, ketika para menlu Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapura melakukan pertemuan di kawasan wisata pantai Bang Saen, Thailand, untuk membicarakan Deklarasi Bangkok, yang menghasilkan pembentukan kelompok rejional itu, kata suratkabar The Nation, seperti dikutip DPA. Tetapi permohonan Sri Lanka itu ditolak oleh menlu Singapuara (waktu itu) Sinnathamby Rajaratnam, kata suratkabar berbahasa Inggris itu, mengutip seorang mantan diplomat Thailand. "Adalah Rajaratnam dari Singapura yang menentang masuknya Sri Lanka dalam ASEAN," kata Sompong Sucharitkul, 75 tahun. "Ia beralasan situasi dalam negeri negara itu tidak stabil. Tidak baik bagi satu organisasi baru," kata Sompong kepada Te Nation dalam satu wawancara yang jarang dilakukannya. Sompong adalah pembantu dekat Thanat Khoman, menlu Thailand pada saat pertemuan di Bang Saen. Deklarasi Bangkok akhirnya ditandatangani 8 Agustus 1967, hari lahir resmi ASEAN. ASEAN, yang tetap satu kelompok ekonomi dan politik di Asia, kini beranggotakan Brunei Darussalam, yang bergabung tahun 1984, Vietnam (tahun 1995), Laos dan Myanmar (tahun 1997) dan Kamboja tahun 2000, plus anggota-anggota asli Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapura. Satu-satunya negara Asia tenggara yang belum menjadi anggota ASEAN adalah Timor Leste. Sri Lanka dianggap sebagai bagian dari Asia Selatan. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007