Medan (ANTARA News) - Rekaman lagu kebangsaan "Indonesia Raya" karya WR Supratman yang ditemukan pakar telematika Roy Suryo Notodiprojo di Perpustakaan Leiden Belanda diragukan sebagai lagu yang asli. "Saya tidak yakin rekaman itu merupakan lagu Indonesia Raya versi asli gubahan WR Supratman karena rekaman itu diproduksi pada tahun 1944 atau pada saat pendudukan Jepang," ujar pemerhati sejarah Drs. H.Muhammad TWH kepada ANTARA di Medan, Senin. Menurut dia, rekaman produksi Chuuoo Sangi In itu diduga telah diubah oleh Jepang yang pada saat itu tengah berkuasa. Jepang telah memerintahkan agar kata-kata dan irama lagu itu disesuaikan dengan keinginannya untuk mendukung situasi dan kondisi pada masa itu. Melalui rekaman itu, katanya, dapat diketahui lagu Indonesia Raya dinyanyikan dengan penuh semangat dalam kegiatan baris-berbaris anggota Pembela Tanah Air (PETA), pemuda rekrutan Jepang untuk membantu pasukannya menghadapi perang di Asia Timur Raya yang pada masa itu tengah berlangsung. "Karena itu kata-kata pada lagu tersebut ada yang berbeda dengan aslinya. Ada tiga stanza dan irama cobravura bukannya irama mars," katanya. Lebih jauh wartawan senior itu mengatakan, sekiranya piringan hitam yang diproduksi Perusahaan Piringan Hitam Populer di Pasar Baru milik Yo Kim Chan ditemukan, maka didapat versi asli lagu Indonesia Raya karya WR Supratman. Piringan hitam itu diproduksi Singapura pada tahun 1929, tetapi tidak dibenarkan masuk ke Indonesia oleh pemerintah hindia Belanda karena memuat kata-kata "merdeka", ujarnya. Menurut hemat Muhammad TWH, rekaman lagu Indonesia Raya yang diproduksi pada zaman Jepang merupakan lagu Indonesia Raya versi Jepang, sementara lagu Indonesia Raya yang asli secara lengkap dapat dibaca dalam buku "Tragedi Kehidupan Seorang Komponis" karya Subagio IN. Ketika lagu itu diperdengarkan di depan Kongres Pemuda pada 28 Oktober 1928 di Gedung Kramat Raya No 106 Jakarta masih digunakan kata-kata "Indones, Indones, mulia tanahku negeriku yang kucinta". "Lagu Indonesia Raya pertama kali dinyanyikan oleh gadis tanggung bernama Dolly puteri Haji Agus Salim di depan Kongres Pemuda 1928," katanya. Berikut lagu Indonesia Raya versi asli menurut Muhammad TWH sebagaimana termuat dalam buku "Tragedi Kehidupan Seorang Komponis" karya Subagio IN: Indonesia tanah airku/tanah tumpah darahku/Di sanalah aku berdiri/menjadi pandu ibuku Indonesia kebangsaanku/kebangsaan tanah airku/Marilah kita berseru/Indonesia bersatu Refrein : Hiduplah tanahku/hiduplah negriku Bangsaku, jiwaku semua Bangunlah rakyatnya/bangunlah bangsanya/Untuk Indonesia Raya Indones, Indones, mulia, mulia/Tanahku, negriku yang kucinta Indones, Indones, mulia, mulia/Hiduplah Indonesia Raya Indonesia tanah yang mulia/Tanah kita yang kaya Di sanalah aku hidup/Untuk s`lama-lamanya Indonesia tanah pusaka/Pusaka kita sem`wanya Marilah kita berseru/"Indonesia Bersatu"! Refrein : Suburlah tanahnya, suburlah jiwanya/Bangsanya rakyatnya sem`wanya Sadarlah hatinya, sadarlah budinya/Untuk Indonesia Raya Indones, Indones,mulia, mulia/Tanahku, negriku yang kucinta Indones, Indones, mulia, mulia/Hiduplah Indonesia mulia. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007