Poso (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kualitas pendidikan di Kabupaten Poso harus maju untuk membawa daerah tersebut terlepas dari trauma yang ditinggalkan konflik antarumat beragama 20 tahun yang lalu.

"Setelah konflik tentu kita mengalami suasana yang penuh keragu-raguan, penuh curiga dan kadang-kadang penuh balas dendam. Oleh karena itu kita harus membina masyarakat Poso ini sebaik-baiknya untuk melihat jauh ke depan, maka kita ingin mutu pendidikan di sini haruslah yang maju," kata Wapres Jusuf Kalla di Peresmian Gedung Auditorium dan Penutupan Acara Peringatan 10 Tahun Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 13 Ittihadul Ummah di Poso, Rabu.

Dengan kualitas pendidikan baik, lanjut Wapres Kalla, maka masyarakat dapat memiliki ilmu pengetahuan yang terus berkembang sehingga dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat Poso. Kesejahteraan itulah yang dapat meminimalkan potensi konflik di suatu daerah.

"Karena ilmu pengetahuan selalu berkembang. Tanpa mengikuti perkembangan, tentu kita tidak bisa menyebut diri sebagai kampus yang modern. Modern artinya mengikuti perkembangan, baik keilmuan, kecakapan maupun pengetahuan agama yang baik," tambahnya.

Kemajuan pendidikan di Poso dapat terlihat dengan adanya sekolah-sekolah yang dikelola oleh yayasan keagamaan, baik Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) maupun pondok-pondok pesantren seperti salah satunya Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) di Tokorondo.

"Sekarang ini, pesantren tidak lagi dibedakan dengan sekolah umum lainnya; polisi minta anak pesantren masuk sekolah polisi, tentara juga, begitu juga para diplomat banyak dari pesantren, banyak juga dari sekolah-sekolah agama," jelas Wapres Kalla.

Oleh karena itu, Wapres berpesan kepada para santri putra dan santri putri untuk dapat memanfaatkan pengalaman belajar di pondok pesantren Gontor Tokorondo, Poso, agar dapat belajar dari daerah lain.

"Tentulah para anak-anakku di sini agar dapat menyerap ilmu yang tentu banyak datang dari berbeda-beda daerah. Itu sangat memberikan kita kenyamanan sebagai hidup bersama dalam kampus yang baik ini," ujarnya.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018