Jakarta (ANTARA News) - Kalangan dunia usaha mengharapkan Indonesia dan China saling bersinergi dengan kerjasama yang saling menguntungkan kedua pihak, dan tidak saling menjatuhkan. "RI-China jangan saling menjatuhkan, keduanya bisa bersinergi menjadi kekuatan ekonomi yang besar," kata Wakil Ketua Komite Tetap Kadin Indonesia, Achmad Safiun, di Jakarta, Rabu. Hal itu dikemukakannya menanggapi adanya larangan masuk produk perikanan Indonesia di China, pasca pelarangan masuknya sejumlah produk makanan asal China di Indonesia karena Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan pemakaian formalin pada produk tesebut. Safiun mengatakan dalam berbagai bidang ekonomi, terutama sektor manufaktur, Indonesia dan China bisa saling bersinergi untuk memenangkan persaingan di pasar global. Ia mengatakan untuk sejumlah produk manufaktur, seperti komponen, Indonesia tidak bisa bersaing secara langsung dengan China di pasar domestik Indonesia maupun global, karena biaya produksi negara itu yang murah. "Namun kita bisa bersinergi dalam hal pasokan bahan baku yang murah dan bekerjasama dengan China, dia membuat komponen apa, dan kita buat komponen apa yang berbeda. Kalau kita bersaing langsung (dengan produk China), sulit," ujar mantan Ketua Umum Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor Indonesia (GIAMM) itu. Safiun yang kini juga menjadi Ketua Asosiasi Industri Sarung Tangan Karet Indonesia (IRGMA) mengatakan kedua negara memiliki ketergantungan yang sama. China tergantung pada Indonesia untuk pasokan bahan baku tambang dan sumber daya alam, seperti karet, coklat, dan CPO, serta batu bara, gas, dan lain-lain. Sedangkan Indonesia, banyak membutuhkan bahan baku, seperti produk kimia, yang banyak diimpor dari China, untuk kebutuhan industri di dalam negeri. Oleh karena itu, Safiun mengatakan pemerintah dan swasta Indonesia harus hati-hati menyikapi polemik hubungan dagang kedua negara. "Saya khawatir kalau kita saling menjatuhkan dan bermusuhan di bidang ekonomi, akan ada (negara lain) yang bermain di `air keruh`," ujar Safiun yang tengah menjajaki kerjasama dengan salah satu produsen mobil China, ChangAn Automobile Group Co Ltd.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007