Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian memiliki program Dana Kemitraan Peningkatan Teknologi Industri (DAPATI) yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan IKM dalam pengembangan dan penerapan teknologi industri.

”Program ini dilaksanakan melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Ngakan Timur Antara melalui keterangannya di Jakarta, Rabu.

Menurutnya, pemerintah saat ini berupaya meningkatkan pengembangan industri nasional agar lebih berdaya saing global melalui berbagai instrumen, baik berupa kebijakan maupun dukungan sarana dan prasarana industri. Dalam hal ini, termasuk juga fokus kepada sektor IKM.

”Penggunaan teknologi merupakan salah satu faktor penting untuk mendongkrak kekuatan IKM kita agar menghasilkan produk yang lebih kompetitif di tingkat nasional maupun global. Selain itu dapat pula mendorong terciptanya inovasi sejalan dengan implementasi di era revolusi industri 4.0,” paparnya.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual Kemeneperin Sony Sulaksono menjelaskan, program DAPATI memberikan bantuan pendanaan berupa sebagian biaya yang diperlukan untuk pelayanan jasa konsultansi teknis guna mengatasi permasalahan yang dihadapi IKM, sehingga meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing, dan kemandirian IKM.

“Bentuk bantuan jasa konsultansi teknis tersebut mengacu pada skema kemitraan, di mana IKM turut membiayai proyek tersebut dengan skema 75 persen pembiayaan pemerintah melalui dana bantuan berupa jasa konsultansi teknis dan 25 persen pembiayaan pelaku IKM,” ungkapnya.

Dalam lima tahun terakhir, sebanyak 25 IKM yang tersebar di seluruh Indonesia telah merasakan benefit dari program DAPATI, di antaranya IKM garam di Aceh yang mendapatkan jasa konsultansi peningkatan proses produksi garam melalui Balai Riset dan Standardisasi Aceh.

Selain itu, IKM Keramik Hias di Bandung yang mendapat jasa konsultansi peningkatan produktivitas dan daya saing produk keramik hias melalui Balai Besar Keramik.

Kemudian, IKM Batik di Yogyakarta yang mendapat jasa konsultansi pengembangan produk desain batik melalui Balai Besar Kerajinan dan Batik.

Terakhir, IKM Cokelat di Makassar yang mendapat jasa konsultansi peningkatan mutu produk cokelat dengan perbaikan proses tempering melalui Balai Besar Industri Hasil Perkebunan.

Pada 2018, bantuan jasa konsultansi dan bimbingan teknis melalui program DAPATI dilakukan kepada lima IKM, meliputi IKM pengolahan teh serai di Tenggarong, IKM manisan terong di Tanah Laut, IKM cokelat di Bali, IKM kopi di Malinau, dan IKM Batik di Bulungan.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018