Beijing (ANTARA News) - Hitungan mundur setahun menjelang Olimpiade 2008 dilakukan di Lapangan Tiananmen, Beijing, Rabu, tepat pada pukul 20.00 waktu setempat. Wartawan ANTARA, di Beijing, Rabu malam, melaporkan lebih dari 10 ribu tamu undangan yang terdiri para tokoh partai, duta besar dan para diplomat serta peserta tim kesenian tampak menyaksikan kegiatan tersebut. Hadir dalam acara itu Wu Banggao, ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional (NPC) ke-10, Liu Qi, anggota Biro Politik Sentral Komite CPC sekaligus Presiden Panitia Pelaksana Olimpiade Beijing 2008 (BOCOG), serta Presiden IOC, Jacques Rogge. Acara dimulai antara lain dengan lagu berjudul "Dream World", "Everyone is No.1" dan diakhiri oleh lagu tema Olimpiade 2008 "We Are Ready". Dalam acara yang dilakukan tepat di Lapangan Tiananmen sebelah utara atau persisnya di depan "Kota Terlarang", sejumlah pertunjukan seni khas China ditampilkan dengan berbagai kemasan yang cantik. Tepat pada pukul 20.00 waktu setempat, atau tepat setahun akan dimulainya pembukaan Olimpiade 2008, kembang api dengan berbagai warna menerangi langit malam yang diiringi teriakan para undangan yang hadir yang serentak mengucapkan 5...4...3...2...1...0. Wu Bangguo dalam sambutannya mengemukakan, Olimpiade kali ini menjadi upaya mengejar perdamaian, persahabatan, dan kemajuan dalam slogan "Citius, Altius, Fortius". "Olimpiade kali ini memainkan peranan penting dan unik dalam menciptakan perdamaian dunia, mempromosikan persahabatan di antara masyarakat serta memperluas pembangunan olahraga dan kebudayaan dunia," katanya. Sebagai tuan rumah Olimpiade 2008, katanya, pihaknya akan menegakkan "Spirit" Olimpiade dan mengupayakan perdamaian dan pembangunan dunia. "Kami sungguh-sungguh mendalami saling pengertian dan persahabatan antara warga China dan masyarakat dunia melalui saling pertukaran dan kerjasama," katanya. Sementara Rogge dalam sambutannya mengatakan bahwa dunia saat ini sedang memperhatikan China dan Beijing dengan penuh harapan. "Beijing dan China tidak hanya menjadi tuan rumah yang berhasil untuk Olimpiade bagi atlet awal dunia, tapi juga menyediakan suatu peluang yang bagus untuk menemukan China, sejarahnya, kebudayaannya, dan masyarakatnya, melalui Olimpiade China membuka dirinya ke dunia luar," kata Rogge. Acara hitung mundur juga menghadirkan sejumlah parade bendera negara anggota IOC, serta lagu berjudul "One World One Dream", "Chinese Moon", serta "Beijing United". Cuaca yang cerah walaupun hawa terasa sangat panas, meskipun sehari sebelumnya Beijing diguyur hujan lebat, membuat pelaksanaan acara hitungan mundur berlangsung sukses, walaupun menimbulkan kemacetan di mana-mana, mengingat arus jalan di sebelah utara, timur dan barat Lapangan Tiananmen ditutup bagi kendaraan umum. (*)

Copyright © ANTARA 2007