Surabaya (ANTARA News) - Dua atlet asal Surabaya dan Jawa Timur, Soeharto (BPOC) dan Anneke Mantiri (FORKI), mendapat penghargaan dari Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menpora) berupa rumah senilai Rp100 juta pada "Program 1.000 rumah" bagi atlet Indonesia yang berprestasi dunia. "Saya sangat terharu dan bangga atas perhatian ini. Karena itu, saya merasa apa yang saya lakukan tidak sia-sia," kata Soeharto saat menerima penghargaan secara simbolis dari KONI Surabaya yang diwakili Sekum KONI Surabaya, Heroe Poernomohadi, di Graha Surabaya Bangkit, Jumat. Soeharto terlihat terharu saat menerima penghargaan yang didampingi istrinya, Astutik. Garis keriput diraut mukanya makin terlihat jelas saat air mata harunya menetes. "Saya hanya bisa menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian yang diberikan pemerintah. Terus terang, selama ini baru sekali ini saya mendapatkan penghargaan seperti ini," katanya haru. Soeharto merupakan atlet BPOC Surabaya yang sukses mengharumkan nama Indonesia di Kejuaraan Dunia Atlet Cacat. Sepanjang 30 tahun berkiprah di dunia olahraga, pria asal Probolinggo ini sukses mengoleksi beberapa gelar juara dunia antara lain medali perak Kejuaraan Atletik Untuk Atlet Cacat di Inggris pada nomor lempar lembing dan medali emas di Kejuaraan Atletik Asia Pasifik. Sedangkan, Anneke Mantiri yang selama ini dikenal sebagai karateka yang memiliki prestasi dunia antara lain langganan emas karate SEA Games, Karate terbaik Asia Pasifik serta sederet prestasi tingkat ASEAN. Sebelumnya, atlet asal Surabaya Ian Subiakto (BPOC) juga mendapatkan penghargaan serupa tahun lalu. Untuk mendapatkan penghargaan ini, menurut Heroe Poernomohadi, syarat utama yang harus dipenuhi seorang atlet adalah mampu mencetak prestasi di tingkat dunia atau internasional. "Selain itu, sang atlet memang benar-benar belum memiliki rumah," tambahnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007