Siak (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta pemerintah pusat dan daerah untuk bergotong royong menyatukan dana bagi pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia. "Untuk menambah infrastruktur di waktu mendatang, mari kita satukan dana dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota," katanya ketika meresmikan Jembatan Siak, Tengku Agung Sultanah Latifah, di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Sabtu. Menurut Presiden Yudhoyono, hal itu merupakan sifat bergotong royong yang perlu dikembangkan dalam membangun bangsa. Pemerintah, lanjutnya, ke depan sangat mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di seluruh tanah air. Mulai tahun 2007, pemerintah menyiapkan anggaran untuk infrastruktur cukup besar, yaitu sekitar Rp40 triliun. "Pembangunan infrastruktur ini untuk memberi rasa keadilan. Setelah 62 tahun merdeka, rakyat ingin menikmati kemudahan berbagai infrastruktur, karena dengan itu ekonomi akan bergerak dan kesejahteraan rakyat bisa ditingkatkan," katanya dalam acara yang dihadiri ribuan orang tersebut. Kepala Negara juga mengingatkan karena biaya pembangunan infrastruktur mahal, maka setelah dibangun, agar dipelihara dengan baik supaya bisa terus digunakan. Presiden juga mengingatkan kepada kepala daerah khususnya di Provinsi Riau untuk melaksanakan 7 prioritas pembangunan di wilayahnya masing-masing. "Saya ingin mengingatkan Gubernur, Bupati dan Wali Kota untuk benar-benar menjalankan pembangunan sesuai 7 prioritas yang sering saya sampaikan sejak akhir 2004," katanya. Ketujuh prioritas itu adalah kurangi kemiskinan, kurangi pengangguran, tingkatkan kualitas pendidikan, tingkatkan pelayanan kesehatan, bangun infrastruktur, bangun pemerintahan yang baik, serta berikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Presiden juga meminta kepala daerah agar tidak hanya menjadikan sasaran pembangunan pada pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga lebih menekankan upaya mengurangi pengangguran, mencegah naiknya harga kebutuhan pokok, dan mengurangi kemiskinan. Kebutuhan Listrik Pada bagian lain pidatonya, Presiden Yudhoyono juga menyinggung persoalan kebutuhan listrik nasional yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan industri komersial dan rumah tangga secara pesat. "Hingga 2005, jumlahnya mencapai 25 ribu mega watt, namun sekarang sudah tidak cukup. Karena itu, dalam tiga tahun mendatang, kita akan melakukan penambahan daya listrik sebesar 10 ribu mega watt," katanya. Presiden mengatakan jumlah itu pun masih belum cukup, sehingga berbagai upaya harus terus dilakukan termasuk melibatkan pihak swasta. "Daerah saya persilakan mengembangkan cara-cara yang tepat untuk menambah daya listrik ini. Selain itu, teruskan pula kerja sama dengan Timur Tengah dan negara sahabat lainnya di bidang kelistrikan," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007