Ghazni (ANTARA News) - Taliban Afghanistan pada Sabtu mengemukakan telah membebaskan dua perempuan sandera asal Korea Selatan (Korsel), namun pemerintah setempat maupun pemerintah Afghanistan belum mengetahui hal tersebut. "Hari ini (Sabtu) pukul 6.30 sore (13.30 GMT), kami tanpa syarat apapun melepaskan dua perempuan sandera asal Korsel yang sakit keras," kata juru bicara Taliban, Qari Mohammad Yousuf kepada Reuters lewat telefon. "Kemungkinan mereka akan segera sampai di Ghazni, tergantung transportasinya. Setahu kami, mereka telah bebas...tanda dari niat tulus kami kepada rakyat Korsel dan delegasi Korsel di Afghanistan." Namun, gubernur provinsi Ghazni, yang wilayahnya menjadi lokasi penculikan para relawan gereja Korsel itu, mengatakan mereka tidak mengetahui adanya pembebasan tersebut. Hal serupa dikemukakan jurubicara presiden Hamid Karzai. Sebelumnya, Taliban mengatakan bahwa perundingan dengan diplomat Korsel berjalan baik dan para sandera akan dibebaskan lewat pertukaran tawanan, meski gubernur setempat tidak yakin akan hal tersebut. "Kami menyakinkan anda maupun seluruh dunia bahwa semua warga Korea itu akan dibebaskan dan kembali ke rumah mereka," kata Mawlavi Nasrullah, salah satu perunding Taliban. "Kami sangat mengharapkan bahwa masalah ini akan selesai hari ini atau besok, Insya Allah," kata perunding Taliban lainnya, Qari Bashir, lalu mengatakan bahwa para sandera dalam keadaan sehat. Gubernur Ghazni, Merajuddin Pattan, yang hadir dalam perundingan Taliban-Korsel itu, mengatakan dirinya tidak tahu alasan Taliban memperkirakan pertukaran tahanan sudah dekat. "Saya tidak tahu apapun soal itu. Anda seharusnya tanya Taliban. Saya tidak tahu kenapa mereka sangat yakin," katanya kepada Reuters. "Saya tidak tahu berapa lama drama ini akan berlanjut. Kami sejauh ini belum punya hasil yang jelas dan pembicaraan akan berlanjut besok. Taliban masih menginginkan pembebasan 21 tawanan. Kita lihat apa yang akan terjadi," katanya. Seorang pejabat di Seoul mengemukakan bahwa pembebasan para tahanan masih jauh. Pemerintah Afghanistan maupun sekutu seperti Amerika Serikat mengkhawatirkan pertukaran tawanan dengan Taliban akan memancing lebih banyak penculikan. Pemerintah Afghanistan sebelumnya telah menolak semua pertukaran tahanan dan mereka mengancam mengerahkan pasukan untuk membebaskan para tahanan. Taliban mengemukakan mereka telah membagi para sandera ke dalam kelompok-kelompok kecil, dan pembebasan secara paksa akan membahayakan nyawa para sandera.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007