Surabaya (ANTARA News) - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dan Pimpinan Wilayah Muhammadiuah (PWM) Jawa Timur memprediksi akan berpuasa Ramadhan 1428 H pada tanggal yang sama yakni 13 September mendatang. "Kalender PWNU Jatim memprediksi awal Ramadhan 1428 H pada 13 September, tapi kami akan tetap melakukan rukyatul hilal (melihat posisi rembulan dengan mata telanjang)," ujar Wakil Rois Syuriah PWNU Jatim KH Miftachul Akhyar kepada ANTARA News di Surabaya, Minggu. Didampingi Wakil Ketua PWNU Jatim HM Sholeh Hayat SH, ia menjelaskan awal Ramadhan 1428 H diperkirakan jatuh pada 13 September, karena posisi hilal cukup tinggi yakni 9 derajat lebih pada malam hari. "Dengan begitu, hilal akan sulit dirukyat, sehingga bulan Sya`ban akan diistikmalkan (digenapkan) menjadi 30 hari dan kemungkinan besar awal Ramadhan 1428 H sendiri jatuh pada 13 September," tegasnya. Tapi, katanya, awal Syawal untuk menentukan hari raya Idul Fitri mungkin berbeda karena tinggi hilal tidak sampai dua derajat, namun perbedaan harus dikembalikan kepada keyakinan masing-masing dengan tetap saling menghormati perbedaan yang terjadi. Senada dengan itu, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PW Muhammadiyah JatimProf Dr H Ali Mufrodi MA kepada ANTARA menegaskan bahwa pihaknya telah mengadakan rapat penetapan awal Ramadhan pada dua pekan silam dengan kesimpulan bahwa awal Ramadhan bertepatan dengan 13 September. "Itu karena tinggi hilal sudah 6 derajat, sehingga kemungkinan besar tidak dapat dirukyat dan akhirnya awal Ramadhan kemungkinan besar akan sama pada 13 September," ungkapnya. Namun, katanya, hari raya Idul Fitri justru kemungkinan akan ada dua lagi, karena ada sebagian wilayah Indonesia yang dapat melihat hilal tapi ada juga yang tidak akibat posisi hilal yang kecil dan ketinggiannya juga tidak sampai 2 derajat. "Kalau pun ada perbedaan sebaiknya diambil hikmahnya saja, karena perbedaan dalam Islam adalah rahmat. Kita justru harus mengisi bulan-bulan menjelang puasa Ramadhan hingga memasuki Ramadhan dengan banyak berdoa dan meminta ampun kepada Allah SWT serta meminta maaf kepada sesama manusia," ucapnya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007