Jakarta (ANTARA News) - PT Wijaya Karya (WIKA) akan membangun pabrik beton di Lybia pada tahun depan, hal ini akan dilakukan jika proposal yang diajukan perseroan ke pemerintah Lybia disetujui. "Minggu lalu saya ke Libya. Setelah lepas dari embargo, ternyata perkembangannya cukup pesat. Jadi kita tertarik membangun pabrik, untuk ikut membangun," kata Dirut WIKA, Soetjipto, di Bogor, Senin. Menurutnya saat ini, proposal tersebut sudah dimasukan ke pemerintah setempat. Dia optimistis, mereka akan tertarik dengan proposal yang diajukan. Sutjipto mengatakan untuk pembangunan pabrik tersebut, perseroan mengalokasikan dana sekira 12 juta dolar AS. "Mengenai dananya dari mana kita sedang cari," katanya. Dalam kesempatan yang sama Direktur Utama Wika Intrade Yoyon Mulyana membantah jika produksi kompor dan tabung gas perseroan bermasalah. Bantahan ini menyusul banyaknya kompor gas yang mengalami kerusakan, yang diduga hingga menimbulkan kebakaran. "Produksi kami baik kompor ataupun tabungnya tidak bermasalah, yang bermasalah itu dari pabrik lain," katanya. Menurut Yoyon menjelaskan produksi kompor dan tabung gas dari Wika telah lolos dari penelitian laboratorium dari Lembaga Ilmu dan Penelitian Indonesia (LIPI). Saat ini, kata dia, dari total 700 ribu unit tabung gas yang akan diproduksi perseroan baru sekira 200 ribu unit yang sudah diserahkan kepada Pertamina. Sedangkan jumlah kompor gas yang harus diselesaikan sekira 425 ribu unit, Wika baru 150 ribu unit yang sudah diserahkan ke Pertamina. "Nilai kontrak untuk tabung gas sekitar Rp63 miliar, sedangkan kompor gas Rp20 miliar. Deadline untuk menyelesaikan kompor dan tabung gas itu adalah akhir tahun ini," tambahnya. Dia mengatakan, keikutsertaan Wika dalam proyek ini melalui tender terbuka, dan lolos bersama 12 perusahaan yang dipercaya pemerintah untuk memproduksi kompor beserta tabung gas ukuran tiga kilogram. Masing-masing perusahaan, katanya, akan memproduksi kompor gas dan tabung gas sesuai dengan kapasitas dan standar yang ditentukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM. "Hingga 2010, diharapakan bisa mencapai target 46 juta unit," paparnya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007