Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, 14/8 (ANTARA News) - Kejenuhan dan keinginan untuk menepis kesedihan berlarut membuat sebagian korban gempa turun ke pasar pada Selasa, kembali berdagang sembilan hari setelah gempa 7 Skala Richter mengguncang Pulau Lombok dan sekitarnya pada 5 Agustus.

Semangat untuk melanjutkan hidup menutup sebagian duka karena kehilangan orang-orang terdekat dan harta benda, dan mendorong mereka kembali ke Pasar Tradisional Tanjung.

Di antara para pedagang di pasar itu ada Narsimah, warga Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, yang rumahnya roboh akibat gempa.

"Sudah tidak ada uang Pak, mau tidak mau dagang lagi, biar bisa makan," kata perempuan separuh baya itu.

Raudah, yang lapak dagangnya bersebelahan dengan Narsimah, bahkan sudah berdagang lagi sejak akhir pekan lalu.

"Bosan kalau terus di pengungsian, malah tambah susah. Pusing juga lihat rumah, lebih baik dagang, biar tetap bisa makan," kata Raudah, perempuan pedagang sayur asal Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang.

Rumah Raudah sudah tidak layak huni, dan dia mengaku jenuh berada di posko pengungsian yang diselimuti kesusahan.

Bangunan pasar yang terdampak gempa dan belum layak huni tak menghalangi para pedagang menjalankan kegiatan usaha. Mereka membuka lapak di halaman depan pasar dan pinggir jalan utama.

"Kalau aslinya, lapak saya ada di dalam, tapi saya pindahkan ke sini seperti yang lain," kata Aini, sambil menjajakan dagangannya.

Suasana pasar pun tampak hidup dengan transaksi jual beli serta lalu lalang pengunjung pada Selasa pagi. Ada yang sedang membeli kebutuhan pangan keluarga, ada yang sedang tawar-menawar, ada pula yang saling canda dan tertawa.

"Biasa belanja di sini saja. Senang juga ketemu mereka lagi, dengar-dengar cerita mereka," kata Devi, warga Desa Bentek, Kecamatan Gangga, yang datang ke pasar untuk mencari kebutuhan dapur.

 
Pedagang menata dagangan di Pasar Tanjung, Lombok Utara, NTB, Minggu (12/8/2018). Sebagian pedagang mulai berjualan di pasar tersebut pascagempa yang melanda Lombok pada 5 Agustus. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)


Nurjannah, yang sudah tiga tahun lebih berdagang di Pasar Tradisional Tanjung, juga memutuskan kembali berdagang untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Perempuan warga Desa Kapek, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, itu menjadi tulang punggung keluarga. Gempa membuat rumahnya tidak lagi layak dihuni. Bersama keluarganya, dia masih tinggal di tenda pengungsian.

"Mau mengandalkan bantuan pemerintah kelamaan Pak, tidak datang-datang. Jadinya balik dagang, biar bisa sambung hidup keluarga," ujarnya.

Ketika mengunjungi pusat pemerintahan Kabupaten Lombok Utara di Kecamatan Tanjung pada Senin (13/8), rombongan Presiden Joko Widodo sempat berhenti di depan Pasar Tanjung lalu meninjau bangunan pasar yang rusak akibat gempa.

Presiden kemudian menginstruksikan kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, yang ikut mendampinginya dalam kunjungan itu, untuk segera memperbaiki pasar.

Usai menerima amanah tersebut, Basuki kepada Antara mengatakan bahwa perbaikan pasar akan mulai pekan ini. "Kami akan mulai perbaikan minggu ini," katanya.

Baca juga: Presiden Jokowi instruksikan PUPR perbaiki Pasar Tanjung Lombok
 

Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018