Tokyo (ANTARA News) - Pemerintah Jepang mengakui Indonesia sudah melakukan upaya-upaya yang baik dalam mengembangkan iklim investasi, sehingga kedatangan PM Abe yang juga membawa 150 lebih pemimpin perusahaan terkemuka Jepang menjadi penanda masuknya hubungan bilateral yang lebih maju. Hal itu dikemukakan Dirjen Hubungan Media Kementrian Luar Negeri Jepang (Gaimusho) Mitsuo Sakaba dalam perbincangannya dengan ANTARA di Tokyo, Selasa. PM Shinzo Abe akan berada di Jakarta pada 19-21 Agustus sebagai kunjungan balasan atas kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada November 2006 ke Jepang. Abe juga akan memboyong sedikitnya 150 pemimpin perusahaan top Jepang yang diharapkan mengakhiri sikap wait and see (melihat dan menunggu) investor asal Negeri Sakura itu dalam menyikapi peluang investasi di Indonesia. Selain itu, kedua kepala pemerintahan juga akan menandatangani perjanjian ekonomi dalam format EPA (Economic Partnership Agreement) yang membuka peluang produk-produk dan tenaga kerja semi terampil Indonesia membanjiri pasar Jepang. "Dalam membangun iklim investasi memang harus dilakukan bersama-sama oleh kedua negara, meski harus diakui ada persaingan yang sangat ketat di kawasan Asia untuk menarik investor Jepang," ujar mantan Kosuler Jenderal Jepang untuk Chicago itu. Walau demikian, Jepang juga menilai, Indonesia perlu lebih banyak upaya-upaya serius lainnya dalam mengembangkan iklim investasi. Indonesia memiliki potensi yang luar biasa sebagai suatu negara besar yang bisa menarik investor, namun banyak hal yang harus diselesaikan seperti soal infrastruktur, aturan perburuhan, dan juga hambatan-hambatan lainnya yang terkait ekspor impor, katanya. Lebih jauh ia memaparkan bahwa banyak negara-negara di Asia, dan juga Amerika Serikat, bahkan Eropa yang menawarkan peluang investasi ke Jepang, sehingga memperlihatkan terjadinya suatu peta persaingan yang amat ketat untuk menarik investor. Ia pun menyebutkan secara khusus China, Thailand, Vietnam dan juga India yang dinilainya telah membangun iklim investasi yang dramatis guna menarik invetasi asing secara langsung (foreign direct investment). Faktor Pengaruh Melihat kondisi yang sedang terjadi, Jepang sampai merasa perlu melakukan forum studi gabungan yang dilakukan bersama komunitas bisnisnya guna mengetahui hal-hal apa saja yang bisa mempengaruhi perusahaan Jepang dalam menanamkan modalnya di luar negeri. Ada empat hal yang perlu diperhatikan dari suatu iklim investasi yang baik sehingga mendorong mengalirnya modal ke negara tersebut, yakni mengenai kebijakan perpajakan, aturan perburuhan, fasilitas infrastruktur yang dimiliki suatu negara, dan terakhir adalah daya saing yang diciptakan bagi suatu industri (industrial competitiveness). "Indonesia sudah menunjukkan 'substansial progress' di bidang-bidang tersebut, walau masih banyak lagi yang perlu dilakukan untuk lebih membuktikan terciptanya iklim investasi yang memang betul-betul menarik," ujarnya. Jepang merupakan negara mitra dagang terbesar bagi Indonesia, sementara menurut statistik negara tersebut, Indonesia justru menempati posisi nomor sebelas. Tahun 2006, hubungan dagang kedua negara mencapai sekitar 30 miliar dolar AS. "Ini menunjukkan hal yang penting, tetapi kedua negara perlu melakukan banyak hal lagi, menggali lebih dalam hal-hal potensil yang bisa memberikan kemungkinan pengembangan hubungan ekonomi Indonesia dan Jepang," demikian Sakaba.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007