Tokyo (ANTARA News) - Departemen Luar Negeri Jepang mengemukakan kunjungan PM Jepang, Shinzo Abe, ke Jakarta pekan depan dapat diartikan sebagai upaya membuka babak baru hubungan bilateral kedua negara ke tingkat yang lebih tinggi lagi. "Kunjungan PM Abe ke Indonesia menandai dibukanya babak baru hubungan kedua negara di masa depan sebagai mitra yang sejajar, karena begitu banyak hal yang akan dilakukan kedua negara," ujar Dirjen Hubungan Media Deplu Jepang, Mitsuo Sakaba, dalam perbincangannya dengan ANTARA di Tokyo, Selasa. Sakaba mengemukakan hal itu berkaitan dengan rencana kunjungan Abe ke Jakarta pada 19-21 Agustus, berikut adanya sejumlah kesepakatan ekonomi dan agenda politik lainnya yang akan dilakukan kedua kepala pemerintahan tersebut. Selain itu, ikut sertanya 150 pimpinan perusahan terkemuka Jepang ke Indonesia yang dipimpin langsung oleh Ketua Nippon Keidanren (Japan Business Federation-JBF) Fujio Mitarai diharapkan menandai hubungan ekonomi yang lebih maju lagi, setelah cukup lamanya sikap "wait and see" yang dianut investor 'Negeri Sakura' itu. "Ini merupakan momentum untuk lebih meningkatkan hubungan ke tingkat yang lebih tinggi. Indonesia tidak diragukan lagi sebagai pemain utama tidak hanya di Asia, tetapi juga dalam kehidupan politik internasional," ujar mantan Konsul Jenderal Jepang di Chicago itu. Jepang, ujarnya, juga berpandangan bahwa Indonesia dapat memainkan perannya lebih besar lagi dalam meningkatkan perdamaian dan kemakmuran di kawasan dan juga dunia. "Jadi, itulah kepentingan bagi Jepang bekerja sama dengan Indonesia, dan kedua negara perlu terus memperkuat hubungannnya," kata pria yang memulai karirnya di Deplu Jepang sejak 1973. Selain itu, momentum istimewa dari kunjungan ini adalah sebagai penanda awal dari peringatan hubungan RI-Jepang yang berusia 50 tahun pada tahun depan, sejak dimulainya hubungan diplomatik kedua negara pada Januari 1958. "Dengan demikian kunjugan PM Abe ke Jakarta akan bisa memberikan kontribusi yang banyak bagi hubungan kedua negara dalam konteks tersebut," kata Sakaba. Panitia khusus Lebih jauh ia menjelaskan pemerintah Jepang bersama-sama komunitas bisnis dan tokoh masyarakat telah membentuk panitia khusus peringatan 50 tahun hubungan persahabatan tersebut. Jepang juga mengagendakan sejumlah kegiatan penting di tahun 2008, baik di tingkatan pemerintah maupun hubungan antar masyarakat kedua negara (people to people). Semua kegiatan ini terangkum dalam tiga bidang pokok, yaitu bidang pendidikan (termasuk pertukaran pemuda), kegiatan kebudayaan, dan terakhir kerja sama di bidang ekonomi. Sementara Indonesia sendiri sudah lebih dulu membentuk kepanitian serupa pada Juli lalu, yang diketuai oleh pengusaha nasional Rachmat Gobel. (*)

Copyright © ANTARA 2007