Jakarta,  (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore, bergerak melemah sebesar 10 poin ke level Rp14.603 dibanding sebelumnya Rp14.593 per dolar AS, setelah Bank Indonesia (BI) meningkatkan suku bunga acuan.

Analis pasar uang Valbury Asia Futures Lukman Leong?di Jakarta, Kamis, mengatakan nilai tukar rupiah kembali mengalami tekanan masih terpengaruh sentimen negatif eksternal, terutama dari Turki.

"Melemahnya rupiah hari ini (16/8) wajar karena belum ada faktor yang menopang penguatan rupiah, kecuali ada intervensi yang masif," ujarnya.

Sentimen dari dalam negeri, menurut dia, pelaku pasar uang masih mencermati keterangan pemerintah atas RUU APBN 2019 beserta nota keuangannya, pada hari ini (16/8), sehingga fluktuasi rupiah cenderung melemah terhadap dolar AS.

"Efek positif dari RAPBN tertahan sentimen eksternal yang datang dari Turki dan perang dagang," ucapnya.

Global Head of Currency Strategy & Market Research FXTM, Jameel Ahmad menambahkan memburuknya ketegangan dagang dan diplomatik antara Amerika Serikat dan Turki menunjukkan bahwa perang dagang global bukan hanya melibatkan Amerika Serikat dan Tiongkok.

"Ada banyak ekonomi lainnya di seluruh dunia yang merasa terganggu oleh proteksionisme pemerintahan Trump," katanya.

Sementara itu, kurs tengah BI pada hari ini (16/8), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp14.619 dibanding sebelumnya (15/8) di posisi Rp14.621 per dolar AS.
Baca juga: Perkuat rupiah, Kadin fasilitasi pertemuan pemerintah-pengusaha
Baca juga: Kurangi tekanan rupiah, BI minta korporasi tidak borong valas

 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018