Jakarta (ANTARA News) - Utang dalam negeri akan menjadi komponen utama untuk membiayai defisit R-APBN 2008 yang diperkirakan mencapai 1,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau senilai Rp75,03 triliun. "Pada tahun 2008, pembiayaan anggaran akan semakin mengandalkan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN)," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers di gedung Menteri Koordinator Perekonomian Jakarta, Kamis. Ia mengatakan untuk membiayai defisit RAPBN, komponen utang mencapai hampir 99 persen dan komponen non utang tak lebih dari satu persen. Utang dalam negeri yang seluruhnya berupa SBN diperkirakan Rp66,80 triliun atau 1,6 persen PDB. Sedangkan utang luar negeri diperkirakan Rp8,13 triliun atau 0,2 persen dari PDB. Sedangkan untuk non-utang diperkirakan akan diperoleh Rp0,1 triliun dari privatisasi, rekening pmerintah, dan setoran penjualan aset PT PPA. Sementara itu, untuk akhir tahun 2007, defisit anggaran menurut Menteri Keuangan diperkirakan akan meningkat dibandingkan APBN 2007. "Defisit anggaran dari meningkat 1,1 persen dari PDB menjadi 1,6 persen dari PDB atau meningkat dari Rp21,5 triliun menjadi Rp62,0 triliun," katanya. Hal ini menurut dia, sebagai akibat dari penurunan proyeksi penerimaan negara yang lebih besar dibandingkan belanja negara. Ia mengatakan penerimaan negara diperkirakan turun sebesar Rp38,6 triliun atau satu persen PDB menjadi Rp684,5 triliun akibat penurunan pendapatan pajak dan non pajak. Sedangkan belanja negara dipekirakan turun Rp17,2 triliun menjadi Rp746,4 triliun karena penurunan daya serap belanja, penurunan belanja untuk daerah, perubahan asumsi, dan peningkatan belanja melaqlui anggaran belanja tambahan (ABT) di antaranya untuk pengendalian banjir Jabodetabek dan produksi beras nasional. Melihat perkembangan realisasi APBN hingga semester I 2007 dan tambahan pembiayaan defisit dan perubahan target sumber pembiayaan lainnya, ia memperkirakan masih memerlukan pembiayaan gross anggaran sebesar Rp162,4 triliun yang dibiayai dari utang sebesar Rp145,4 triliun dan non utang sebesar Rp17,0 triliun.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007