Jakarta (ANTARA News) - Pertahanan menggunakan kedua tangan (double cover) petinju Indonesia Sarrohatua Lumbantobing dalam babak penyisihan kelas welter 69 kg di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Jumat, gagal membendung serangan sengit petinju Kazkahstan, Shymbergenov Aslanbek.

Sarrohatua menjadi petinju pertama Indonesia yang berlaga di Asian Games 2018 namun harus menelan kekalahan 0-5 di laga perdananya melawan Aslanbek, petinju unggulan Kazakhstan sekaligus penyandang predikat terbaik di Kejuaraan Kazakhstan pada 2017.

Sejak ronde pertama Sarrohatua lebih banyak bertahan dan menjaga jarak dari serangan Aslanbek. Beberapa kali pukulan lurus (straight) Aslanbek berhasil dibendung Sarrohatua. Namun strategi menyerang sekaligus bertahan (jab and grab) membuat Sarrohatua kewalahan membuat Aslanbek berhasil mencuri poin.

Di ronde kedua, pukulan dari samping (swing) Sarrohatua sempat mengena telak wajah Aslanbek. Pendukung Indonesia yang memadati tiga tribun di Hall C JIEXPO Kemayoran pun bergemuruh.
Sayangnya di ronde ketiga, pukulan jab dan swing dari Aslanbek membuat Sarrohatuan oleng.

Petinju Kazakhstan berusia 24 tahun itu semakin mendominasi pertandingan dan berada di atas angin.
Seusai laga, Sarrohatuan mengatakan dirinya sudah berusaha maksimal. Namun dia mengaku kewalahan karena Aslanbek tampil begitu sengit.

"Dia memang bagus. Saya kalah jam terbang. Tapi di pertandingan ini saya sudah berusaha maksimal," ujar dia.

Indonesia mengirim 10 atlet yang akan bertanding dalam 10 kelas cabang olahraga tinju Asian Games 2018 yang terdiri dari tujuh petinju putra dan tiga putri.

Kesepuluh petinju itu adalah Mario Blasius Kali di kelas terbang ringan (46-49 kg), Aldoms Suguro di kelas terbang (49-52 kg), Sunan Agung Amoragam di kelas bantam (52-56 kg), Farand Papendang di kelas ringan (56-60 kg), Libertus Gha di kelas welter ringan (60-64 kg), Sarrohatua Lumban Tobing di kelas welter (64-69 kg) dan Brama Hendra Betaubun di kelas menengah (69-75 kg).
Kemudian Beatrix Suguro di kelas layang (48-51 kg), Christina Marwan Jembay di kelas bantam (54-57 kg)  dan Huswatun Hasanah di kelas ringan (57-60 kg).
Baca juga: Hadapi persaingan berat, tinju optimistis sumbang emas

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2018