Jakarta (ANTARA News) - Asian Games 2018 di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, tak cuma menampilkan pertandingan-pertandingan olahraga, tetapi juga area festival yang bisa jadi alternatif berakhir pekan. Tiket masuk ke area festival dijual seharga Rp10.000.
 

Teti dari Depok membayar kekecewaan karena gagal menonton pertandingan dengan menikmati suasana festival di zona Kaka yang berada di dekat Istora Senayan.

"Tadi sudah menunggu tiket untuk archery, tapi ternyata habis, jadi masuk saja ke sini," katanya pada Antara di Senayan, Sabtu, menambahkan tiket Rp10.000 itu terjangkau untuk menikmati suasana festival yang meriah.
 
Bajaj Atung di Asian Games 2018, Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (25/8) (ANTARA News/ Nanien Yuniar)



Ada tiga zona yang ada di Asian Fest, semuanya diberi nama maskot-maskot Asian Games: Kaka, Bhin-Bhin dan Atung. Zona Kaka dan Atung saling berhadapan, berada di antara Istora dan Akuatik.

Sementara zona Bhin-Bhin berada paling terpisah, dekat dengan lapangan sofbol, di situ juga terletak pusat suvenir alias SuperStore Official Merchandise yang tak pernah sepi pembeli.
 
Suasana Asian Fest di Asian Games 2018, Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (25/8) (ANTARA News/ Nanien Yuniar)


Belajar tentang soto dan kopi

Tiga zona di Asian Fest sering diramaikan dengan pertunjukan dari musisi lokal maupun internasional. 

Baca juga: Se7en kepanasan di Asian Games

Selain itu, pengunjung juga bisa menghilangkan dahaga dengan ragam minuman yang ditawarkan, salah satunya adalah kopi yang bisa didapatkan di beberapa kedai.

Minuman ini jadi salah satu fokus promosi Badan Ekonomi Kreatif dengan adanya pojok khusus Kopi Indonesia. Di situ, ada penjelasan lugas dan fakta menarik mengenai kopi di Indonesia.

Pengunjung bisa mengetahui bahwa awalnya kopi dibawa ke Indonesia oleh Belanda yang mencoba menanam biji kopi Malabar dari India, budaya kopi di Aceh yang terinspirasi dari orang Turki, biji kopi Indonesia yang digunakan oleh Starbucks hingga ragam gaya minum kopi di beberapa daerah di Indonesia.
 
Unity in Diversoto di Asian Games 2018, Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (25/8) (ANTARA News/ Nanien Yuniar)


Di seberang booth kopi yang bernuansa cokelat, ada kedai soto bernuansa hijau muda yang terlihat mencolok. "Unity in Diversoto" tertulis di kedai yang memang menyajikan beragam jenis soto.

Sambil menyantap soto favoritnya, pengunjung bisa membaca serba-serbi soto yang terpampang di dinding booth.

Dijelaskan di situ, soto itu ternyata terinspirasi dari makanan Tiongkok bernama caudo atau jao to. Soto pertama kali populer di Semarang pada abad ke-19.

Jeroan populer sebagai isi soto karena pada masa lampau, hanya orang-orang Belanda yang bisa makan daging. Kebiasaan itu terbawa hingga sekarang.

Di seluruh Indonesia, tercatat ada 75 jenis soto. Dari semua itu, soto Padang berisi bahan makanan yang paling beragam: 18 bahan makanan. 

 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018