Jakarta (ANTARA News) - Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia Prof Hamdi Muluk mengatakan keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018 sekaligus menorehkan prestasi mementahkan pandangan negatif kelompok radikal atas penyelenggaraan pesta olahraga negara-negara Asia itu.

"Apa yang mereka lakukan dengan menyebarkan fitnah dan propaganda semua mentah," kata Hamdi dikutip dari siaran pers di Jakarta, Rabu.

Menurut Hamdi, kelompok radikal menilai acara pembukaan Asian Games 2018 tidak sesuai dengan ajaran Islam karena memeragakan simbol-simbol dan banyak atlet yang menggunakan pakaian terbuka. Asian Games juga dituding tidak mempunyai empati terhadap bencana gempa bumi di Lombok, NTB.

"Pandangan kelompok tersebut memang sempit. Makanya jadikan momen Asian Games ini untuk memerangi pandangan pandangan radikal itu. Asian Games ini mampu memperkuat persatuan dan kesatuan kita, bangsa Indonesia," ujarnya.

Menurut dia bukan hanya Asian Games, hampir semua kegiatan yang dilakukan pemerintah Indonesia juga diserang kelompok radikal melalui akun mereka di media sosial maupun di situs media online. 

Kelompok ini selalu meniupkan narasi-narasi antikeindonesiaan yang menjadi bagian dari ideologi mereka, baik yang berbasis agama maupun etnis.

"Di mata mereka, negara Indonesia itu thogut (sesat), jadi semua atribut kebangsaan, burung Garuda, bendera Merah Putih dianggapnya sesat, tidak sesuai ajaran Islam," kata Hamdi. 

Padahal, lanjut Hamdi, ulama-ulama dulu yang menjadi pendiri bangsa sudah sepakat dengan NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, dan Pancasila. 

"Semua itu tidak ada sama sekali bertentangan dengan Islam. Islam dan kebangsaan itu sudah menyatu," kata Hamdi.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018