Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dan Jepang penyepakati kerjasama pengembangan empat proyek energi dan kelistrikan di Indonesia yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Istana Negara Jakarta, Senin. Keempat proyek energi dan kelistrikan tersebut adalah Pipa Transmisi Gas Sumatera Selatan (Sumsel)-Jawa Barat (Jabar), Pembangkit Listrik Cilegon, Pembangkit Listrik Batubara Tarahan, dan Proyek Gas LNG Donggi Senoro, Sulawesi Tengah (Sulteng). Dalam proyek pipa transmisi gas Sumsel-Jabar, pihak Indonesia diwakili PT Perusahaan Gas Negara (PGN) bekerjasama dengan bantuan pinjaman Official Development Asistance (ODA) Jepang senilai 1,375 miliar dolar AS. Proyek pembangkit listrik Cilegon mendapat pinjaman ODA Jepang sebesar 345 miliar dolar AS, proyek pembangkit listrik batubara Tarahan memperoleh pinjaman ODA Jepang sebesar 268 miliar dolar AS, dan proyek gas LNG Donggi Senoro Sulteng, untuk upstream mendapat pinjaman ODA Jepang senilai 366 miliar dolar AS dan 474 miliar dolar AS, sedangkan untuk downstream senilai 1,167 miliar AS. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro mengatakan, khusus proyek yang menyangkut gas, pemerintah memprioritaskan untuk kepentingan domestik terlebih dahulu dan setelah itu baru dipikirkan soal pasokan gas ke Jepang. "Sekarang untuk gas dari Sumsel yang sudah masuk ke Jawa itu cukup besar, secara bertahap kita akan naikkan supaya kapasitas pipanya yang masuk ke Jawa penuh," katanya. Purnomo menambahkan, Tim negosiasi yang terdiri dari BP Migas dan Pertamina saat ini masih terus melakukan negosiasi dengan pihak Jepang untuk membicarakan berbagai hal termasuk soal jumlah gas yang akan dipasok ke Jepang nantinya. Selain menandatangani empat proyek energi dan kelistrikan, Presiden Yudhoyono dan PM Shinzo Abe juga menandatangani Kesepakatan Kemitraan Ekonomi (Economic Partnership Agreement/EPA) Indonesia-Jepang, penerapan perjanjian antara RI-Jepang tentang Artikel 13 dari EPA, pernyataan bersama mengenai penandatanganan kemitraan ekonomi RI-Jepang, dan pernyataan bersama RI-Jepang tentang penguatan kerjasama di bidang perubahan iklim dan isu lingkungan. Jepang merupakan tujuan ekspor utama Indonesia dengan nilai ekspor Indonesia ke Jepang pada 2006 sebesar 21,7 miliar dolar AS, sedangkan nilai ekspor Jepang ke Indonesia pada tahun yang sama 5,5 miliar dolar. Produk unggulan RI di pasar Jepang pada 2006 antara lain produk pertanian, perikanan dan perkebunan senilai 919 juta dolar AS, alas kaki 118 juta dolar AS, kayu dan produk olahannya 1,17 miliar dolar AS, karet 971 dolar AS, plastik 380 juta dolar AS, nikel dan produknya 1,30 miliar dolar AS, alumunium dan produknya 449 juta dolar AS dan furnitur 5,5 miliar dolar AS. Sedangkan lima investasi utama Jepang di RI pada 1998-2006 adalah mesin listrik dan elektronik senilai 2,83 miliar dolar AS, kendaraan dan peralatan transportasi 1,64 miliar dolar AS, industri mineral dan nonmetalik 862 juta dolar AS, kimia dan obat-obatan 780 juta dolar AS serta perdagangan dan reparasi 661 juta dolar AS.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007