Yogyakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal mengingatkan pilot untuk tidak bertindak ugal-ugalan, karena jika terjadi kesalahan akan berakibat fatal. "Saya mendapat laporan manajemen Adam Air sudah meng-`grounded` pilot yang bersangkutan," kata menteri di Yogyakarta, Selasa, menanggapi peristiwa pesawat Adam Air dan Batavia Air yang nyaris bertabrakan di Bandara Juanda Surabaya awal pekan lalu. Usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tentang pengembangan transportasi perkotaan di DIY, ia menegaskan, "Jika kesalahan pilot itu fatal, akan diperpanjang masa `grounded`-nya". Kecelakaan pesawat nyaris terjadi di Bandara Juanda, Surabaya, ketika pesawat Adam Air tiba-tiba memotong jalan ke `runway`, padahal pesawat Batavia Air sudah siap untuk `take-off`. Pilot pesawat Batavia Air memutuskan untuk membatalkan `take-off`, sedangkan pesawat Adam Air yang sudah masuk `runway` juga diperintahkan untuk kembali ke posisinya. Peristiwa itu hampir menimbulkan tabrakan. Menurut Menhub, pihaknya akan terus memberdayakan sumber daya manusia, terutama pilot, agar tidak ugal-ugalan. Transportasi udara tidak seperti transportasi darat. "Di transportasi darat kita tidak ingin ada sopir ugal-ugalan, apalagi di tranportasi udara. Pilot harus melaksanakan aturan dan kode etik, semua instruksi harus dijalankan," katanya. Ditanya kemungkinan kesalahan pada operator Air Traffic Control (ATC), Menhub mengemukakan, "Saya kira tidak, tetapi untuk jelasnya kita lihat laporan dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang masih menyelidiki peristiwa itu." KNKT selalu membuat laporan kepada Menhub jika sudah selesai melakukan penyelidikan dan bersama Dirjen Perhubungan Udara akan mengeluarkan rekomendasi. "Yang pasti, kalau ada pilot ugal-ugalan harus diberi tindakan sesuai peraturan, itu semua untuk mengembalikan citra penerbangan kita dan menurunkan angka kecelakaan dan potensi penyebab kecelakaan," kata Menhub. Menyinggung keselamatan dan pelayanan transportasi udara, ia mengatakan akan dilakukan pengintegrasian pengelolaan ATC dari lima provider menjadi satu provider yang diharapkan selesai pada 2008. "Pengintegrasian ini untuk efisiensi dan mengurangi risiko kecelakaan pesawat terbang. Selain itu juga dilakukan pembenahan dan perbaikan infrastruktur seperti radar dan sistem navigasi," katanya. ATC selama ini dikelola lima operator, yakni PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, Unit Pelaksana Teknis Departemen Perhubungan, Otorita Batam dan Singapura. Menhub pada kesempatan itu mengatakan pula rencana delegasi Uni Eropa datang ke Indonesia untuk mencari masukan mengenai keselamatan penerbangan. "Atas izin Presiden, delegasi nasional dari Indonesia akan dipimpin Cheppy Hakim untuk berdialog dengan delegasi Uni Eropa yang dijadwalkan 29 Agustus," katanya. Menjawab pertanyaan seringnya gangguan rel kereta api (KA) yang menyebabkan kecelakaan, menteri mengatakan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Kapolri untuk membantu mengawasi jalur KA. "Saya menerima laporan dari Dirut PT KA bahwa mereka telah mengerahkan tambahan 450 personel untuk mengawasi seluruh jalur KA. Jika nanti masih kurang akan diminta instansi lain untuk membantu," kata Menhub. (*)

Copyright © ANTARA 2007