New York (ANTARA News) - Pria bertubuh gemuk memiliki peningkatan risiko kumatnya kanker prostat dan kematian setelah mereka menuntaskan terapi radiasi, demikian hasil suatu studi yang disiarkan di dalam jurnal medis BJU International. Kegemukan diketahui meramalkan perkembangan kanker prostat pada pria yang menjalani prostatektomi radikal, atau operasi pengangkatan total kelenjar prostat, kata Dr. David Palma dan rekannya dari British Columbia Cancer Agency, Vancouver, Kanada. Oleh karena itu, para peneliti tersebut mengkaji apakah kegemukan berhubungan dengan hasil bagi pasien yang menjalani terapi radiasi penyinaran eksternal bagi kanker prostat. Dari 706 pasien yang menjalani perawatan radiasi dari 1994 sampai 2000, 195 memiliki berat tubuh normal, 358 bertubuh gemuk dan 153 sangat gemuk. Tak ada perbedaan mencolok di antara ketiga kelompok itu dalam hitungan Gleason (keagresifan tumor); hitungan antigen prostat-khusus (PSA) (penanda tumor prostat) sebelum perawatan dimulai; atau tahap kanker (seberapa jauh kanker telah menyebar). Kadar darah hormon pria, testosterone, lebih rendah pada pria yang bertubuh sangat gemuk dibandingkan dengan yang berbadan gemuk dan normal. Terdapat sebanyak 292 kegagalan perawatan yang dideteksi melalui pemeriksaan laboratorium. Waktu rata-rata kemunculan kembali bagi pria bertubuh normal, gemuk dan sangat gemuk adalah, masing-masing, 93 bulan, 88 bulan dan 84 bulan. Waktu rata-rata bagi kematian akibat kanker prostat ialah 11,1 tahun bagi orang bertubuh normal dan gemuk, dan 10,6 tahun bagi pria yang bertubuh sangat gemuk, perbedaan yang secara statis penting. Hasil mengenai analisi lebih lanjut menunjukkan kecenderungan ke arah penurunan kelangsungan hidup secara keseluruhan pada kelompok bertubuh gemuk. "Sejumlah penjelasan telah dirumuskan untuk memperhitungkan kanker prostat yang lebih agresif pada pria bertubuh sangat gemuk," kata Palma dan rekannya. "Mekanisme yang mungkin meliputi faktor makanan, dan perubahan tingkat hormon, seperti estrogen, androgen, leptin, dan IGF-1, kendati mekanisme pastinya belum dibeberkan," katanya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007