Penang, Malaysia (ANTARA News) - Thailand akan bekerjasama dengan Malaysia untuk memajukan ekonomi tiga provinsi Thailand dan mengakhiri aksi kekerasan di wilayah selatan itu, kata PM Thailand Surayud Chulanont, Rabu. Ia mengemukakan hal itu ketika tiba di daerah wisata Pulau Penang menjelang pertemuan dengan PM Abdullah Ahmad Badawi, Rabu siang. "Saya datang untuk memperkokoh hubungan Malaysia dan Thailand," kata Surayud di hadapan massa ketika ia mengunjungi sebuah kuil Buddha yang berusia ratusan tahun di Penang. "Kami ingin melakukan kerjasama dalam bidang sosial dan ekonomi. Kita harus saling membantu menyelesaikan masalah di wilayah selatan itu." Pada Selasa, Surayud dan Abdullah menyaksikan penandatanganan perjanjian bagi Malaysia untuk memberikan beasiswa kepada para mahasiswa dan pelatihan para guru di provinsi-provinsi Thailand selatan yang berpenduduk mayoritas Muslim, tempat lebih dari 2.300 orang tewas dalam aksi kekerasan yang timbul kembali sejak tahun 2004. Perjanjian itu untuk menjalin hubungan antara institusi-institusi pendidikan di dua negara itu. Sekitar 100 guru Thailand diperkirakan akan dikirim ke Malaysia akhir bulan ini untuk mengikuti pelatihan , kata para pejabat, seperti dilansir AFP. Para pejabat mengatakan Surayud dan Abdullah telah melakukan pertemuan "yang sangat produktif" Selasa, dan kedua pemimpin itu diperkirakan akan membicarakan tentang peningkatan pembangunan ekonomi di Thailand dan menghentikan aksi perlawanan berdarah apabila mereka bertemu Rabu siang. "Diperlukan waktu untuk menyelesaikan masalah-masalah wilayah selatan," kata Tongthong Chandranan, deputi tetap sekretaris kementerian kehakiman Thailand. "Kita memerlukan bantuan Malaysia untuk menyelesaikan masalah di selatan ini. Kerjasama erat akan bermanfaat bagi kedua negara." Ia mengatakan referendum akhir pekan lalu di Thailand, di mana masyarakat menyetujui konstitusi baru yang didukung militer, adalah satu "awal yang baik bagi pemilu" yang menurut rencana akan diselenggarakan akhir tahun ini. (*)

Copyright © ANTARA 2007