Jakarta (ANTARA News) - Tarian dari Sulawesi Selatan yang dinamis, bertajuk "Sipakainga" dipentaskan di Galeri Indonesia Kaya (GIK), Grand Indonesia, Sabtu.

"Sipakainga" menampilkan proses perjalanan hidup manusia. Dimulai dari ritual yang dilakukan saat kelahiran, filosofi kehidupan hingga kematian. Pementasan ini mengingatkan kita bahwa semua yang hidup pasti akan mati, ada awal pasti ada akhir.

"Sipakainga memiliki arti saling mengingatkan dalam bahasa Makasar. Dari situ saya tercetus untuk membuat pementasan in karena sudah mulai banyak kesenian dan budaya yang dilupakan. Setiap kebudayan seni memiliki pesan akan nilai norma yang diwariskan sejak turun temurun, untuk menjaga itu semua kita wajib menjaga dan melestarikan yang sudah diwariskan oleh kake moyang kita atas kesenian yang ditinggalakannya," ujar Pemilik Artimbi Studio, Arimbi Budiono

Baca juga: Pentas-seni budaya di Monas untuk generasi muda

Sulawesi Selatan memang memiliki beragam tradisi seni dan budaya, Artimbi Studio dan Galeri Indonesia Kaya (GIK) menampilkan salah satu keseniannya "Sipakainga", pementasan ini mengangkat budaya adat istiadat dari  Sulawesi Selatan, Makasar, Bugis dan Toraja tentang filosofi kehidupan manusia.

Pementasan ini juga menampilkan mantan Puteri Indonesia 2016 Kezia Warouw untuk ikut serta dalam pementasan ini.

"Kezia Warouw  bersama sanggar seni Artimbi Studio menunjukan kebolehannya dalam dunia seni pertunjukan. Meski baru terjun di dunia seni pertunjukan, Kezia mampu menunjukan kebolehannya dan juga menghibur penikmat seni yang datang hari ini ke Galeri Indonesia Kaya," ujar Program Director Bakti Budaya Djarum foundation Renitasari Adrian di Galeri Indonesia Kaya, Sabtu.

Renita juga menambahkan dengan mengahdirkan Kezia Warouw semangat anak muda untuk mencintai kesenian asli Indonesia hadi bertambah 
"Kami harap, Kezia dapat menjadi inspirasi generasi Indonesia muda agar semakin mencintai dan mengenal seni budaya dan tradisi Indonesia yang sangat kaya ini," tambah Renitasari.


Baca juga: Belasan sanggar parade Tari Wor di Biak

Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018