"Rumah mereka tertimpa pohon"
Manila (ANTARA News) - Sedikitnya 13 orang meninggal dan lima orang lagi hilang saat Topan Super Mangkhut menerjang Filipina Utara pada Sabtu pagi (15/9) waktu setempat, kata beberapa pejabat penanganan bencana.

Dewan Penanganan dan Pengurangan Resiko Bencana Nasional Filipina (NDRRMC) menyatakan dua petugas tanggap darurat meninggal akibat tanah longsor di Wilayah Administrasi Cordillera di Pulau Luzon, dan seorang anak perempuan diduga tewas akibat tenggelam di Sungai Marikina di Metro Manila.

Francis Tolentino, Penasehat Presiden Uru san Politik, mengatakan dalam satu wawancara dengan stasiun radio lokal bahwa empat orang meninggal di Cayapa, Nueva Vizcaya, termasuk bayi yang berusia delapan bulan dan satu lagi berusia dua tahun.  "Rumah mereka tertimpa pohon," kata Tolentino.

NDRRMC juga menyatakan empat orang dilaporkan cedera. Namun, Wali Kota Baguio Mauricio Domogan mengatakan dalam satu wawancara dengan stasiun televisi lokal bahwa kantornya menerima laporan bahwa lima orang meninggal dan lima orang lagi hilang akibat tanah longsor di Kota Baguio.

Media lokal juga melaporkan bahwa seorang anak yang berusia 13 tahun meninggal akibat tanah longsor lain di Itogon, Benguet.

NDRRMC belum mengeluarkan laporan resmi mengenai korban jiwa akibat topan super itu.

Ricardo Jalad, Direktur Pelaksana NDRRMC, mengakui bahwa jumlah awal mengenai korban jiwa masih bertambah dalam beberapa hari ke depan.

Lebih dari 40 tanah longsor telah dilaporkan di Wilayah Cordillera dan upaya dilancarkan untuk membersihkan jalan di sana, tambah NDRRMC.

Topan tersebut juga menghancurkan rumah, menumbangkan pohon, dan membuat lebih dari 60.000 orang mengungsi di beberapa desa di Filipina Utara.

Pemerintah juga berusaha memulihkan pasokan listrik di daerah yang mengalami pemadaman.

Hampir lima juta orang Filipina telah terpengaruh oleh topan itu, kebanyakan petani dan nelayan dari berbagai provinsi. Topan Super Mangkhut, yang memasuki daratan pada pukul 01.40 waktu setempat pada Sabtu di Filipina Utara, keluar dari negara Asia Tenggara tersebut pada Sabtu malam. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua, di Jakarta, Minggu. 

Baca juga: Akibat badai Mangkhut, KA cepat China berhenti operasi

Baca juga: Siklon Mangkhut sebabkan gelombang tinggi di Maluku-Halmahera

 

Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018