Samarinda (ANTARA News) - Kepolisian Resort (Polres) Kutai Kartanegara berhasil mengungkap kasus pembunuhan Ridwan, Pimpinan Tingkat Kecamatan (PTK) Partai Golkar di Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara, yang ternyata didalangi oleh Diana, istrinya sendiri, lantaran kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Wanita berusia 33 tahun itu tega menghabisi nyawa suaminya dengan menyuruh Akas (22), tetangganya, akibat kerap mendapat perlakuan kasar dari Ridwan, demikian yang diungkap Polres Kutai Kartanegara (Kukar), Sabtu. Kasus pembunuhan Ridwan itu terkuak setelah Akas menyerahkan diri Ke Polres Kukar, Jumat sore (24/8), sekitar pukul 16. 00 Wita. Akas, yang sempat bersembunyi di rumah kerabatnya yang juga seorang polisi di Tenggarong, Kukar, melakukan pembunuhan itu karena disuruh Diana. "Saya melakukan pembunuhan itu karena disuruh oleh bu Diana, istri korban sendiri," ungkap Akas kepada wartawan di Polres Kukar, Sabtu sore. Polisi yang sempat terkecoh karena mencurigai Rustam, keponakan Diana, sebagai pelaku pembunuhan itu, akhirnya mengamankan Diana, sesaat setelah pemakaman suaminya. Diana awalnya membantah tuduhan itu. Namun, setelah diperiksa intensif, ibu lima anak itu akhirnya mengakui perbuatannya menyuruh Akas membunuh suaminya. "Saya melakukan pembunuhan itu saat pak Ridwan tertidur di kamarnya dan disaksikan oleh istrinya sendiri. Dia yang membukakan pintu dapur dan menyiapkan parang dan keris," ungkap Akas. Usai membunuh PTK Partai Golkar Kecamatan Muara Badak itu, Akas sempat bertemu Rustam, lalu menyuruhnya mencuci baju berlumuran darah yang dipakai saat membunuh Ridwan. Ia lalu membuat alibi seolah-olah Rustam sebagai pelaku pembunuhan tersebut dengan mengantar ponakan Diana itu ke Bandara Sepinggan, Balikpapan. "Dia sempat menendang setelah dadanya saya bacok. Saya akhirnya kalap dan menikamnya bertubi-tubi dengan menggunakan parang dan terakhir saya tikam lehernya karena pak Ridwan sempat menggigit tangan saya," kata Akas menceritakan peristiwa itu tanpa mimik peyesalan. Pembunuhan itu, kata Akas, direncanakan di rumah Kalena pada Rabu malam bersama Diana yang juga disaksikan oleh pemilik rumah dan istrinya. Ia mengungkapkan, usai membunuh Ridwan, ia disuruh Diana mengambil uang di atas kulkas, namun Akas mengaku tidak tahu jumlahnya. Tidak satu pun warga menduga pembunuhan sadis terhadap Ridwan, tokoh masyarakat Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara, diotaki oleh Diana, istrinya sendiri. PTK Partai Golkar itu meregang nyawa dengan 14 luka tikaman di tubuhnya. Pembunuhan itu disaksikan sendiri oleh Diana yang awalnya mengaku tidak berada di rumah saat suaminya dibunuh. Bahkan, saat dilakukan otopsi di RSUD AW. Sjahranie, Samarinda, ibu lima anak tersebut nampak shock, walaupun tidak terdengar jeritan histeris atas kematian suaminya. Ditemui di Polres Kukar Sabtu sore, Diana tetap terlihat tegar menghadapi jeratan hukum yang menunggunya sesuai dengan pasal 340 KUHPidana tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman maksimal penjara seumur hidup dan minimal 20 tahun. "Saya terpaksa melakukannya. Sejak pertama menikah, dia sering memukuli saya," ungkap Diana. Pernikahan yang telah dikaruniai lima orang anak itu dijalani Diana dan PTK Partai Golkar Kecamatan Muara Badak itu selama 15 tahun. Ia mengaku, Ridwan kerap memukuli bahkan beberapa kali mengancam akan membunuhnya. "Saya sudah tidak tahan lagi sebab setiap marah, dia memukuli saya. Bahkan, perlakuan itu juga sering dilakukannya kepada anak-anak, sehingga saya terpaksa menyuruh Akas untuk membunuhnya," kata Diana. Ia mengungkapkan, Akas melakukan pembunuhan itu karena menaruh simpati atas penderitaan yang dialaminya selama ini. Namun, Diana membantah jika pembunuhan itu dilakukan karena dia selingkuh dengan Akas. "Sejujurnya, saya melakukannya karena sudah tidak tahan lagi disiksa dan sudah lama niat itu saya rencanakan. Akas mau melakukannya karena dia merasa simpati dengan keadaan saya," ungkapnya. Kasat Reskrim Polres Kukar, Ajun Komisaris Polisi Nandang Mukmin Wijaya, tidak bersedia memberikan komentar resmi mengenai kasus itu. Sumber ANTARA News di Polres Kukar menyebutkan, motif pembunuhan sadis tersebut adalah masalah KDRT, namun polisi masih menyelidki kemungkinan adanya motif lain di balik pembunuhan sadis tokoh masyarakat Kecamatan Muara Badak tersebut. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007