Beijing (ANTARA News) - Indonesia awal September 2007 akan mengirim sebuah tim yang terdiri atas sejumlah instansi (interdep) ke China guna membahas standar makanan dan non-makanan antara kedua negara. "Rencananya sebuah tim interdep dari Indonesia pada awal September akan datang ke China dan bertemu dengan pejabat setempat untuk membahas standar makanan dan non-makanan," kata Wakil Kepala Perwakilan RI di Beijing Mohamad Oemar, di Beijing, Minggu. Kunjungan tim interdep tersebut dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah saling penolakan sejumlah produk makanan impor asal Cina di Indonesia, demikian pula sebaliknya, yang sempat membuat berbagai pihak khususnya masyarakat khawatir untuk mengkonsumsi produk asal China. Dari hasil kunjungan nanti diharapkan kedua belah negara akan mempunyai masukan serta pengertian di samping saling bisa memahami kualitas dan standar kesehatan produk yang dihasilkan di masing-masing negara. Oemar mengatakan, kunjungan tim interdep tersebut akan mempunyai arti penting dan strategis dalam upaya untuk segera mencari solusi dan masukan yang benar dan akurat terkait mengenai bagaimana Cina memberlakukan standar dan keamanan produknya. "Kita berharap agar dari hasil kunjungan itu nanti penyelesaian mengenai standar makanan dan non-makanan bisa diselesaikan sehingga tidak ada lagi saling penolakan produk impor dengan alasan tidak memenuhi standar kesehatan dan keamanan," kata Oemar. Penyelesaian "sengketa" dagang antara kedua negara itu diharapkan segera dapat diselesaikan agar nantinya tidak melebar dan meruncing ke aspek atau produk lainnya. Ia mengatakan, adanya sikap saling menolak produk impor oleh kedua negara, cukup diselesaikan oleh kunjungan interdep atau tingkat Komisi Bersama yang tidak perlu harus diselesaikan oleh menteri apalagi kepala negara. "Saya pikir perselisihan dagang antara kedua negara cukup diselesaikan di tingkat interdep atau Komisi Bersama yang sudah terbentuk selama ini," katanya Keberadaan Komisi Bersama yang telah dibentuk antara Indonesia dengan China dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah itu karena memang fungsi komisi itu adalah untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan dan hambatan dalam upaya meningkatkan hubungan dagang kedua negara. Adanya pihak karantina antara kedua untuk saling mengunjungi ke masing-masing negara, kata Oemar, akan menjadi sarana terbaik untuk bisa mengetahui dan menyelesaikan mengenai prosedut standar keamanan makanan masing-masing negara. Komisi Bersama bidang ekonomi, perdagangan dan kerjasama teknik antara kedua negara, terakhir melakukan pertemuan pada Oktober 2006 di Bali. Pertemuan di Bali tersebut merupakan pertemuan ke-8 Komisi Bersama RI-China yang saat itu dipimpin Mendag Mari Pangestu dan Mendag China Bo Xilai. Komisi Bersama RI-China akan mengadakan pertemuan ke-9 pada 2007 yang menurut rencana akan diadakan di China. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007