Jakarta (ANTARA News) - Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno telah ditetapkan sebagai salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 sehingga fasilitas pengamanan telah diberikan sebagai peserta Pilpres.

Namun Sandiaga menginginkan agar jumlah pengawal terhadap dirinya dan Prabowo tidak terlalu banyak, agar menghemat anggaran negara.

"Saya sedang berkoordinasi dengan Prabowo agar pengawalan jauh dikurangi karena beban anggarannya besar," kata Sandiaga di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegata 4, Jakarta, Jumat.

Menurut dia, selama ini dirinya dan Prabowo aman saat berkeliling Indonesia untuk bertemu dan menyerap aspirasi masyarakat.

Karena itu dia menilai jumlah pengawalan sebanyak 37 orang termasuk berlebihan sehingga pihaknya akan bernegosiasi agar bisa dikurangi meskipun sudah ada aturannya.

"Kita tahu bahwa kondisi ekonomi sedang berat dan alami turbulensi sehingga harapan rakyat ingin kita jangan boros anggaran. Lebih baik ada penghematan dan mengurangi pemborosan dan membantu negara dengan mengurangi biaya pengawalan capres-cawapres," ujarnya.

Sebelumnya, Polri mengerahkan pengamanan melekat  terhadap pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, setelah keduanya ditetapkan sebagai calon presiden dan calon wakil presiden dalam Pilpres 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum.

Wakil Kepala Polri Komjen Ari Dono mengatakan, setelah penetapan tersebut, pihaknya mengerahkan 37 polisi untuk masing-masing calon.

Ari Dono menambahkan, khusus pengamanan Jokowi sebagai Presiden tetap menjadi kewenangan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Namun apabila Jokowi cuti sebagai presiden, maka pengamanan akan diambil alih Polri.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018