Bandung (ANTARA News) - Pelatih Persib Bandung, Mario Gomez, berharap seluruh suporter klub sepakbola di Indonesia bisa berdamai, sehingga tidak ada lagi perseteruan yang berujung korban luka hingga nyawa melayang.

"Saya harap di masa depan kita bisa bertanding sambil ditonton fans Persija dan fans Arema. Kita juga bisa pergi untuk menonton di Jakarta, di Malang, di semua tempat. Kenapa tidak? Ini sepakbola, bukan perang, tapi sepakbola," ujar Gomez di Bandung, Selasa.

Selama ini, perseteruan suporter sering berujung negatif. Bahkan, sampai ada larangan suporter tertentu dilarang datang ke markas suatu klub. Contohnya, saat Persib bermain melawan Persija di Jakarta, Bobotoh tidak diperbolehkan datang, begitu juga sebaliknya.

Hal serupa terjadi pada sejumlah klub di Indonesia. Contohnya saat Persebaya Surabaya bertemu Arema Indonesia di Malang, suporter Persebaya dilarang datang. Saat kedua tim bermain di Surabaya, suporter Arema tidak diperbolehkan datang.

Menurut Gomez, hal seperti itu tidak seharusnya terjadi. Penonton atau suporter harusnya nyaman datang ke stadion untuk menyaksikan pertandingan dengan nyaman.

Gomez pun berharap segala perselisihan sesama suporter bisa diakhiri. Sebab, hal itu sama sekali tidak memberikan manfaat positif. Esensi sepakbola sebagai hiburan dan pemersatu anak bangsa menjadi sirna.

"Apakah kalian tidak ingin menonton di Jakarta bersama keluarga? Apakah kalian bisa pergi? Bisa saja," ujarnya.

Agar perdamaian sesama suporter bisa terjadi, menurutnya perlu kerja keras dan komitmen berbagai pihak. Semua harus sama-sama bergerak untuk mengembalikan sepakbola pada esensinya sebagai sebuah hiburan.

"Ini soal edukasi. Semuanya harus menekankan bahwa tidak ada kekerasan di luar lapangan karena ini hanya sepakbola. Hanya yang bertanding yang `bertarung`, sementara penonton tidak. Ini pertunjukkan sepakbola," kata Gomez.

Ia memberi contoh pertandingan Real Madrid melawan Barcelona di Liga Spanyol yang selalu berada dalam tensi tinggi. Tapi, tensi tinggi hanya tersaji di lapangan oleh pemain kedua tim.

"Di pertandingan Barcelona versus Real Madrid (tensi pertandingannya panas), tapi fans tidak berkelahi di stadion. Itu bedanya dan itu bisa jadi contoh untuk (suporter) Indonesia, untuk semuanya. Bukan hanya untuk kita, tapi (Persija) Jakarta, (Arema) Malang, untuk semua," katanya. (KR-ASP).

 

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2018