Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berkeyakinan prospek ekonomi Indonesia sampai dengan akhir 2007 akan membaik berdasarkan perkembangan fundamental ekonomi makro yang semakin stabil akhir-akhir ini, dan memperhatikan arah kecenderungannya ke depan. "Sejalan dengan menurunnya tekanan inflasi, suku bunga diperkirakan akan menurun secara bertahap, dan stabilitas nilai tukar rupiah akan tetap terjaga," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani ketika menyampaikan pendapat akhir terhadap RAPBNP 2007 dalam rapat paripurna DPR di Jakarta, Selasa. Pemerintah berpendapat, berbagai besaran asumsi dasar ekonomi makro yang telah disepakati sebelumnya, seperti pertumbuhan ekonomi 6,3 persen, tingkat inflasi 6,0 persen, kurs Rp9.050 per dolar AS, tingkat bunga SBI 3 bulan 8,0 persen, harga minyak 60 dolar AS per barel, merupakan asumsi yang realistis dalam tahun 2007. Berkenaan dengan itu, lanjut Menkeu, pemerintah akan terus berupaya melaksanakan berbagai agenda dan kebijakan untuk secara efektif memperbaiki iklim usaha yang kondusif bagi peningkatan kegiatan ekonomi, investasi, dan ekspor non migas. Pelaksanaan anggaran belanja pemerintah baik pusat maupun daerah, akan terus diefektifkan agar dapat menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi. Demikian pula, pembenahan berbagai kebijakan di sektor riil juga diharapkan akan meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi. Menurut Menkeu, meskipun terjadi perubahan pada hampir semua asumsi dasar ekonomi makro, yang pada gilirannya berpengaruh pula pada besar-besaran APBN, namun upaya-upaya untuk menyehatkan APBN melalui pengendalian defisit anggaran terus dilakukan. "Langkah-langkah konsolidasi fiskal tetap dijaga untuk memperkuat struktur APBN, dengan menetapkan defisit anggaran pada tingkat yang manageable dan konsisten dengan upaya penciptaan kesempatan kerja dan penurunan kemiskinan," kata Menkeu Sri Mulyani. (*)

Copyright © ANTARA 2007