Bandarlampung (ANTARA News) - Wakil Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhamadiyah, Jeffrie Geovanie, mengatakan bahwa aksi pemukulan yang dilakukan polisi Malaysia atas wasit karate Indonesia, Donald Pieter Luther Kolopita, pada Jumat (23/8) lalu, semakin memperjelas arogansi negara itu atas Indonesia. "Pemukulan atas Donald itu menunjukkan arogansi dan sikap selalu merendahkan Indonesia oleh Malaysia," katanya saat diminta tanggapannya di Jakarta, Selasa. Menurut dia, aksi penganiayaan itu memang sebaiknya tidak mengganggu hubungan kedua negara. Namun, katanya, pernyataan agar hubungan kedua negara tidak terganggu akibat insiden itu semestinya datang dari pemimpin Malaysia, dengan menyampaikan rasa bersalah dan penyesalan yang mendalam. Ia kemudian memberikan penilaian positif atas kebijakan Presiden Filipina, Gloria Macapagal-Arroyo, yang selalu reaktif dan menunjukkan kemarahannya bila rakyatnya menjadi korban. Menurut dia, pemimpin Indonesia harus reaktif dalam melindungi rakyatnya di mana pun mereka berada. Korban pengeroyokan, Donald Pieters Luther Kolopita (47), mengaku dipukul dan ditendang oleh polisi Malaysia, meski posisi kedua tangannya diborgol saat dibawa polisi Malaysia menggunakan mobil petugas tersebut. Donald menjelaskan, awal insiden pengeroyokan tersebut terjadi pada Jumat dinihari (23/8) pukul 00.00 waktu setempat, saat ia akan menghadiri pertemuan wasit karate se-Asia pada Kejuaraan Karate Asia di Malaysia. Setelah berjalan sekitar 60 meter dari Hotel Alison Kelana di daerah Nilai, Malaysia, secara mendadak Donald mendapatkan serangan pukulan dan tendangan dari arah belakang yang dilakukan empat petugas polisi Malaysia dengan pakaian bebas. Diungkapkannya, karena panik dan mengira diserang perampok, Donald yang mantan atlet karate tersebut sempat melepaskan tendangan kaki kanannya meski kedua tangan dan kaki kirinya dipegang pelaku penyerangan. Setelah itu, Donald tidak berdaya dan mendapatkan serangan pukulan dan tendangan dari empat pelaku penganiayaan tersebut. Dalam kondisi setengah sadar, kedua tangannya diborgol dan diangkut menggunakan mobil aparat polisi Malaysia dari tempat pengeroyokan menuju Kantor Balai Polisi Malaysia.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007