Padang (ANTARA News) - Pemerintah Kota Sawahlunto, Provinsi Sumbar, menjadwalkan pengoperasian kereta uap yang lokomotifnya didatangkan dari Ambarawa, Jawa Tengah, sebagai salah satu daya tarik guna meningkatkan arus kunjungan wisatawan di daerah itu. "Beberapa lokomotif didatangkan dalam waktu dekat," kata Walikota Sawahlunto, Amran Nur di Padang, Selasa. Pemkot Sawahlunto akan mengaktifkan kembali kereta wisata dengan tenaga uap, satu daya tarik bagi wisatawan ke kota itu. Setelah sukses membuka objek wisata taman rekreasi air, sejumlah atraksi lomba pacu kuda, objek wisata di Danau Kandi, peternakan sapi, serta arena `road race` standar internasional, Pemkot Sawahlunto bakal mengembangkan rekreasi dengan kereta uap. Untuk atraksi tiga kegiatan --juga termasuk kunjungan ke museum tambang-- itu, tercatat kunjungan wisatawan lokal dan asing 3.300 orang untuk periode Januari-Juli 2007, Menurut dia, kereta wisata bertenaga uap dinilai cukup mahal, namun wisatawan mancanegara menikmati perjalanan wisata dengan kereta itu yang di antaranya melintasi terowongan gelap dan melewati pinggir kawasan permukiman penduduk, hutan yang masih utuh, serta aliran sungai penuh bebatuan. Ia mengatakan, pengoperasikan kereta api uap adalah bagian dari program prioritas untuk meningkatkan arus kunjungan ke Kota Sawahlunto serta aset tambang batubara kini tidak lagi jadi andalan kota tua itu. Sementara itu sekretaris Biro Perjalanan Wisata (ASITA) Sumbar, Ian Hanafiah mengatakan, walaupun kereta uap untuk penumpang umum dinilai mahal, tapi bagi wisatawan mancanegara merupakan sebuah suguhan khusus. Kereta uap wisata diyakini cukup aman bagi turis yang menikmati perjalanannya. Sepuluh tahun yang lalu, kata dia, dirinya pernah membawa sekelompok wisman tiga kali setahun, di antaranya asal Australia. Ketika itu, wisman Australia berwisata dengan kereta hingga ke Padang Panjang, dan selanjutnya mereka turun naik bendi menuju Sumpur, satu kawasan perbukitan untuk makan siang. "Paket perjalanan ini harus dihidupkan kembali, sebab kereta uap untuk perjalanan wisata hingga kini diyakini masih diminati wisman," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007