Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres), M. Jusuf Kalla, mengatakan bahwa selama puluhan tahun bangsa Indonesia telah melakukan hal yang keliru dalam pemanfaatan minyak tanah sebagai bahan bakar untuk rumah tangga. "Ini pemborosan yang luar biasa. Memasak dengan menggunakan bahan bakar untuk pesawat terbang," katanya dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi di Jakarta, Selasa malam. Menurut Wapres, harga minyak tanah sama dengan jet fuel (avtur) karena bahan bakar tersebut sama. Wapres yang didampingi Dirut Pertamina, Ari Sumarno, menjelaskan program konversi penggunaan minyak tanah ke elpiji (Liquid Petroleum Gas/LPG) bagi rumah tangga. Wapres mengatakan, kekeliruan itu juga terjadi karena orang kaya memasak lebih murah dari pada orang miskin. Mengutip hasil kajian perbandingan penggunaan minyak tanah dan elpiji oleh Universitas Trisakti, Wapres mengatakan, penggunaan elpiji lebih hemat dibandingkan minyak tanah ketika mendidihkan air dan menanak nasi. Untuk air 2,5 liter biaya konsumsi minyak tanah Rp225 sedangkan untuk elpiji Rp151. "Ini kekeliruan yang hanya terjadi di dua negara di dunia, yaitu Indonesia dan satu negara di Afrika," katanya. Ia meminta, semua pihak, termasuk media, untuk mendukung program pengalihan minyak tanah ke elpiji karena ini tidak ada yang dirugikan kecuali spekulan dan tukang oplos. Program ini, katanya, sudah disiapkan selama kurang lebih satu tahun terakhir karena dengan program ini maka akan diadakan penghematan sebesar Rp35 triliun, yang selama ini menjadi beban subsidi pemerintah. Masalahnya, menurut Wapres, adalah masyarakat belum siap untuk beralih ke elpiji dengan alasan keengganan beralih ke elpiji adalah mahal, kurang fleksibel dan bahaya. Alasan semua itu adalah tidak benar. "Jangan rakyat ditakut-takuti elpiji itu berbahaya. Jauh lebih banyak kebakaran karena penggunaan minyak tanah ketimbang elpiji," katanya. Ia juga mengatakan, keengganan masyarakat beralih ke elpiji itu karena harganya tidak bisa ketengan. Wapres membantahnya karena pemerintah telah melakukan pembagian tabung-tabung elpiji. Menjawab pertanyaan mengenai adanya masyarakat yang berdemo menolak elpiji, termasuk dari kalangan pejabat di Depok, Wapres merasa heran. "Dia protes orang pakai elpiji, tapi dia sendiri pakai elpiji. Kalau memang betul pakai minyak tanah dong," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007